Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Menjadi Pelacur di Perusahaan EHA

10 Maret 2014   17:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:05 247 0
Berawal dari tawaran dari teman yang sudah kenal cukup lama di bidang pekerjaan content provider ini, kurang lebih 5-6 saya berjibaku dengan yang namanya SMS premium, VAS, RBT, Game dan banyak content digital lain .. tapi tampaknya ini pekerjaan saya terakhir di content provider yang paling *sial*

Entah kenapa saya mau dibayar dengan kompensasi murah, hanya 3 juta/bulan tanpa iming apa2 .. mungkin memang karena PT ini ibarat Hidup Segan Mati tak Mau. Ya kenapa begitu? karena saat saya masuk dan resmi menjadi karyawannya itu tepatnya setelah BRTI mem-blacklist atau menghitamkan semua Content Provider serentak se-Nasional, dan itu kedukaan massal bagi pengusaha dan pekerja content digital termasuk operator selulernya, makanya disebut dengan ‘Black October’

Hanya ada 4 orang disana, sebutlah 2 orang manager, 1 staff dan 1 IT support (yang jagain sms portal). PT pun melaju tanpa target revenue yang signifikan, kenapa? ya wajar saja .. jangankan untuk Jualan program, untuk menyapa Operator saya si Owner ini tidak punya ‘Power’. Alhasil disinilah saya ditempa untuk maju barisan paling depan.

Plan A meleset lalu ke Plan B dan Plan B meleset akhirnya Jurus jitu saya keluarkan .. daripada disebut ‘Magabut’ alias makan gaji buta ya akhirnya saya berInisiatif untuk melaksanakan Perintah ‘Owner’ yang ngebet sekali ingin Menjalin Hubungan Kerjasama dengan Operator, sebutlah 3 (tiga) operator besar yang saya bidik adalah ‘Telkomsel, Indosat dan XL’

Lantas bagaimana caranya bisa PKS dengan ketiga Operator itu? ya syukurnya saya masih berhubungan baik dengan PIC nya .. Alhamdulillah dibantu meski hanya PKS aja loh yaa sementara Program belum bisa jalan.

Dari short code 535* yang hanya bisa live di operator ‘kelas 2′ (esia, smart/smartfren, three dan axis*) sayapun mulai expansi ke Tsel, Isat dan XL denga short code 977*. Alih2 sedang di tutup semua perizinan oleh BRTI akhirnya kami memutar otak bagaimana caranya bisa memperoleh izin BRTI agar PKS bisa di proses ke Operator? Hmm .. tanpa sepengetahuan saya (karena saya hnya terima berkas 1 lembar) dari owner yang menambahkan angka 977* di surat daftar BRTI yang seharusnya milik 535* membuat saya gamang.

Saya bingung dengan cara seperti ini, apa memang dia (owner) sudah terbiasa dengan hal2 seperti ini? sedikit tidak percaya karena saya menilai orang ini bersih dan jujur tapi ya Wallahu’alam bi shawwab ..

Berbekal itulah saya lalu scan dan terbangkan satu2 ke operator dengan tumpukan dokumen2 perusahaan spt npwp dll seperti lazimnya PT mendaftar/resgitrasi untuk perizinan, ya agak sedikit cemas sih.

Satu persatu respon dari partner operator saya terima, ya pastinya dengan gaya merayu seorang marketing bisa2nya kita untuk meyakinkan mereka ditambah dengan sikap kita yang manis dan siap men’servis’ apa yang mereka inginkan (positif yaa) semisal ngajak makan dan bahkan ada operator yang tdk segan2 meminta upeti agar proses PKS dibantu.

Butuh waktu yang tidak sebentar demi mendapatkan PKS ini, berlarut - larut bahkan karena banyaknya lapisan dari mereka yang harus kita lewati, tapi demi dedikasi saya sebagai karyawan ya harus saya jalani. Pekerjaan ini menjadikan saya pelacur terdidik yang harus dengan segala cara meyakinkan klien dan owner demi PKS itu.

Kuranglebih 1,5 tahun berjibaku dengan proses ini itu, presentasi ini itu, meeting ini itu, makan ini itu hingga upeti ini itu .. (potret nyata negeri kapitalis = Jakarta)

Proses berawal dari tahun April 2012 dan di February 2013 alhamdulillah saya berhasil mendapatkan 2 PKS yakni Indosat dan XL lalu di pertengahan Juli 2013 PKS Telkomsel sdh rampung, itu artinya dunia content provider sudah menggeliat kembali. Apa sebab saya mendapatkan 3 PKS itu? ya itu karena saya berhasil meyakinkan PIC 3operator itu dengan ’surat BRTI bodong’ made in Owner saya, Mr. EHA — ngeri ngeri sedaaap –

Dalam situasi yang tidak situasional (tidak mendukung) saya hanya berkolaborasi dengan 1 orang staf saya yang membantu dan  org IT yang standby dr sisi sistem agar bisa running apapun programnnya. Hingga pada February 2013 berhasil menggagas ide (satu-satunya dan pertamakali) yang submitt proposal SMS premium di Smart/Smartfren dengan nama program ‘Tour de Indonesia’ (TRIP) menggunakan short code 535*, dari 0 member berhasil meraup 6ooo-an member dalam 1-2 bulan, sungguh luarbiasa. Takjub juga saya meski diawal yang harus saya hadapi adalah bagian Regulatory dan Customer care dibantu oleh PIC-nya.

Apresiasi Owner pun tidak tanggung2, secara gentle dia memberikan apresiasi yakni dengan menaikkan gaji saya dari 3,5juta menjadi 4jt/bulan plus tunjangan pulsa dan insurance kesehatan untuk saya dan kedua anak saya, ditambah lagi fee 20% dari nett revenue yang berhasil saya dapatkan dari program yang saya buat.

Mungkin saya terlalu bersemangat ketika diakhir 3bulan pertama saya menghitung reconcile dari apa yang harusnya menjadi milik saya ternyata tak sebanding lurus dengan apa yang saya dapatkan. Kekecewaan  yang saya peroleh menjadi kurus karena kenyataannya owner membebankan apa yang harusnya tdk dimasukkan disitu. Bagaimana mungkin seorang karyawan harus membayar gajinya sendiri dan membayar gaji 2 orang staffnya di akhir tanpa pembicaraan diawalnya, sementara jika terlambat semenit pun potongannya berkisar 100 ribu/staff dan 200 ribu/manager, jika tidak masuk maka menjadi 200 ribu/staff dan 400 ribu/manager. Perusahaan macam apa ini? *gumam saya berang*

Pun hal yang sama terjadi di periode ke-2, dan saya memang sengaja tidak mengajukan reconcile karena sudah paham dengan watak licik owner saya itu, terlalu mulut besar tapi kosong. Hingga pada suatu hari terdengar desas desus bahwa akan ada team baru di divisi saya ini, content. Awalnya saya tidak terlalu menggubris siapa dia, nyatanya dia adalah mantan GM saya sewaktu di mocoplus dulu. Setahu saya eks GM saya ini dulunya berpartner juga dengan eks XL untuk bikin PT content provider tapi harus ’matisuri’ saat black october 2011. Usut punya usut ternyata owner saya yang licik ini mengontak diam2 eks GM saya dan melakukan deal-deal dibelakang saya, kenal darimana mereka? ya saya yang mengenalkan saat presentasi di XL/Huawei beberapa waktu silam. Itulah watak manusia, bisa menjadi teman sekaligus pengkhianat, dan sah - sah saja untuk mereka yang punya uang apalagi kekuasaan.

Intinya, saat saya cuti panjang untuk sekedari relaksasi dan rehat sejenak karena saya fikir sdh ada team baru jadi santay buat saya break sejenak, nyatanya saya kebablasan 3 hari dan itu kealpaan saya yang bikin HRD berang terhadap saya, jawaban saya singkat : yaudah sih tinggal dikurangi saja dr jatah cuti tahun depan atau potong gaji aja kok rame2 banget .. Tidak puas sampai disitu masih saja saya diserang oleh owner melalui ‘badan’ HRD yang bilang saya mengada-ada soal alasan anak sakit, ck ck ck .. heran saya sudah jelas2 saya bawa obatnya masih saja dibilang rekayasa. Hmm manusia manapun pasti curiga dengan kejadian ini, ya ujung2nya benar saja .. saya di pindahkan di bagian Project sebagai PMO (project manager officer) sitac - cme, sebuah project perizinan dan pembangunan tower/bts telekomunikasi.

Untungnya saya pernah mengalami kejadian hebat sebelumnya yakni ‘tsunami rumahtangga’ yang menyebabkan perpisahan saya dengan ayah-nya anak2, jadi ya saya woles saja menerima dan menjalani kejadian demi kejadian dalam hidup ini.

Akhir cerita saya pun merasa tidak nyaman dan butuh suasana baru untuk mendapatkan ion positif akhirnya saya hengkang dari PT ini secara sepihak, faktor resign inipun karena orangtua saya yang sakit dan saya tidak bisa terus - menerus menjadi pesakitan di PT ini. orangtua memang sudah sejak lama keberatan dengan gaji yang dianggap tidak wajar sebagai seorang marketing manager yang hanya 4juta dengan seabrek target (miliaran) ditambah lagi dengan kompensasi fee yang macet!

Ujung2nya saya diminta mengembalikan aset perusahaan berupa laptop + hd external dan beberapa HP hadiah yang saya pegang (salah sendiri, saat eksekusi hadiah saya dilangkahi :p) .. suratpun melayang kerumah orangtua karena difikir mereka saya kembali kerumah sana, nyatanya saya masih tinggal di rumah kontrakan belakang kantor (salah sendiri takut sama saya sehingga tidak berani menelfon saya).

Kalau owner saya beritikad baik ya sebetulnya tidak perlu terlalu keras sama karyawan, tidak juga otoriter apalagi mulut besar seperti itu, sehingga banyak ucapannya ketika ditagih malah mangkir .. alih2 saya mengundurkan diri saya tidak dianggap berhak mendapatkan 2x gaji yang JUSTRU dia sendiri yang janjikan .. Tugas saya ya hanya MENAGIH ..

NAH kalo kita berhitung, outstanding saya jumlahnya lebih kecil dibanding outstanding PT ke saya : coba kita kalkulasikan :

1. TRIP Periode 1 :



GROSS REVENUE
Rp141,192,250.00


SAKTI REVENUE (Before Cost)
Rp70,596,125.00


COST HADIAH
Rp18,300,000


COST OTHERS (JASA PENGIRIMAN)
Rp0


NETT REVENUE(others all cost)
Rp52,296,125.00






Sharing 20% - PIC
10,459,225.00


2. TRIP Periode 2 :



total gross
Rp163,828,500.00


total nett (sakti share 50%)
Rp81,914,250.00


Total keseleluruhan Cost Hadiah
Rp21,895,000


Advance budget Andromax & Blackberry


Rp6,395,000




Sisa Cost yang belum di keluarkan


Rp15,500,000




Nett Revenue
Rp66,414,250.00


Fee 20%
Rp13,282,850.00






3. 2x gaji (uang kerahiman/kebijaksanaan)

Rp 4.000.000 x 2 = Rp 8.000.000

4. Sisa Gaji Bulan Februari (28 Jan s/d 10 February)

kisaran –> Rp 2.000.000

Total :

10,459,225.00 + Rp13,282,850.00 + Rp 8.000.000 + Rp 2.000.000

Jikapun ada outstanding saya yang notabene saya kembalikan kan bisa di deduct dari situ, tapi kenapa suka yang ribet2 ya? apa owner saya merasa tersinggung? atau merasa malu karena ucapannya sendiri? atau marah karena di tagih? Nah loh .. saya sendiri bingung .. tapi ya sudahlah ..

Namanya juga menjadi Pelacur di Perusahaan sendiri, pada akhirnya siapa yang merasa telah bekerja keras dan ingin meminta Hak-nya ya dibuat ruwet seperti ini .. Saya hanyalah pencari keadilan untuk apa yang menjadi Hak saya .. dan mengembalikan apa yang bukan menjadi Hak saya :)

Sekiranya EHA membaca ini ..:')

*catatan mantan pelacur di perusahaan milik EHA*

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun