Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Khilaf

5 Maret 2012   15:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:28 90 0


Di ranah semesta manusia merasa berkarya


Separuh merengkuh separuhnya mengeluh


Mencari keutamaan yang dianggap sempurna






Di tengah keleluasaan yang dipaksakan


Di tengah jangkau waktu yang kita sebut keseharian



Kita bergelut sengit dengan semesta


Melupakan hijau daun atau rangkai embun di pelepah pisang,


Melupakan biru laut atau hembusan semilir di bawah telinga…






Di sela-sela mimpi kita



Semesta meretas harapan dengan angan


Menjulurkan tangan sambil mengingatkan


Dan merengkuh memeluk walau kian diabaikan


Begitu dermawan…






Hanya kita manusia,



Seutas jiwa yang selalu merasa kekurangan


Hanya kita manusia,



Kian lupa bersalaman walau mengaku makhluk Tuhan






Kita makhluk yang buta oleh kata-kata indah, mimpi yang sempurna,



Dan keindahan kenyamanan yang disebut rutinitas…


Jiwa-jiwa rapuh di raga yang mortal


Hancur oleh cacing dan luluh jadi debu.







Kita adalah keasingan di semesta yang runut oleh aroma,


Mesra ditandangi hewan melata,


Dan tegar dibentengi fenomena



Kita makhluk jelata yang mimpi jadi pandita,


Merangsek maju di tengah keluhuran yang mengadidaya


….



bandung, 2007






KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun