Prevalensi kanker serviks menempati urutan kedua penderita terbanyak sebesar 9.2% dari total kasus kanker di Indonesia. Gejala kanker serviks biasanya baru muncul pada stadium lanjut sehingga saat terdeteksi, kanker sudah sulit untuk diobati. Metode uji kanker serviks non-invasif yang sedang banyak dikembangkan adalah menggunakan rapid test berbasis biosensor non-elektrokimia melalui urin atau saliva. Akan tetapi, hasil yang didapatkan dari rapid test bersifat kualitatif dan memiliki limit of detection (LOD) yang tinggi, sehingga tidak mampu untuk mendeteksi kanker serviks stadium awal.
KEMBALI KE ARTIKEL