Di kala seusia SD, aku mempunyai cita-cita menjadi anak yang bisa mengaji dan mondok di Pesantren. Entah mengapa, intuisi fatamorgana ala bocil itu hinggap. Deretan imaginasi terus muncul, mulai dari beberapa bayangan enaknya ketika mondok bersandar di pohon kelapa sambil melihat sawah yang hijau-maklum pesantren di daerah biasanya berada di area pedesaan- plus dengan beberapa sandiwara santri baru yang akan memulai pertarungan jiwa belajarnya untuk jadi orang sukses dan bermanfaat. Di tahun yang sama tepatnya 1998, saat aku lagi puber-pubernya anak lulusan TK ke SD, terdapat acara televisi yang ramah anak.
KEMBALI KE ARTIKEL