Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Ahok dan Kebhinekaan

14 Mei 2017   00:11 Diperbarui: 14 Mei 2017   15:11 418 0
Pasca vonis dua tahun penjara terhadap Basuki Tjahaya Purnama atau yang biasa disebut Ahok terhadap “dugaan” kasus penistaan agama, terjadi aksi masa di sejumlah daerah di Indonesia bahkan meluas hingga ke luar negeri yang meminta Ahok dibebaskan. Disini penulis sengaja menggunakan kata “dugaan” karena memang tuduhan penistaan agama terhadap Ahok tersebut bersifat subjektif. Dalam pandangan penulis, aksi massa damai yang massive tersebut  merepresentasikan suara dari empat kelompok:

  1. Masyarakat minoritas agama yang selama ini bungkam dan diam. Mereka menggunakan momentum ini untuk menyampaikan suaranya bahwa ruang gerak mereka selama ini sangat dibatasi, terutama ketika melaksanakan ibadah dan ijin mendirikan bangunan tempat ibadah.
  2. Masyarakat etnis tertentu (Tionghoa dan sebagainya) yang selama ini termarjinalkan. Melalui aksi damai ini mereka ingin menunjukkan bahwa seakan fakta politik identitas masih menjadi batu sandungan dalam integrasi bangsa Indonesia. Terlebih bagi masyarakat Tionghoa yang akhir-akhir ini sering dibenturkan dengan istilah non-pribumi yang akhirnya menciptakan sekat dalam masyarakat. Dan Ahok yang merupakan etnis Tionghoa menjadi bukti nyata atas politik identitas di Indonesia.
  3. Masyarakat Indonesia di luar pulau Jawa yang selama ini seakan berperan sebagai penonton dinamika politik di Jawa, ingin menyampaikan pesan melalui aksi damai dukungan untuk Ahok bahwa keributan politik di Jawa tidak mereprentasikan Indonesia yang harmonis di luar pulau jawa. Seolah mereka ingin menyindir Jawa bahwa dinamika kehidupan sosial masyarakt di daerah mereka telah mengedepankan toleransi, dan perbedaan bukanlah pemisah melainkan sebagai kenyataan yang sangat indah untuk saling melengkapi. Indonesia bukan hanya Jawa melainkan perpaduan dari banyak suku, budaya, ras dan kepercayaan.
  4. Ahok merepresentasikan harapan masyarakat Indonesia akan kerinduan adanya sosok pemimpin yang tegas dan berani melawan para koruptor. Masyarakt pendukung Ahok pada kelompok ini bisa dikatakan sebagai penganut nasionalisme multikultural sesuai dengan hakikat bangsa Indonesia yang multi etnis. Dalam pandangan mereka, Ahok merepresentasikan sosok yang mereka tunggu untuk melawan para penjahat koruptor di negeri ini.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun