Praktik aborsi tidak aman banyak dijumpai terutama di klinik kecil yang tidak jelas siapa yang menanganinya.Metode tradisional yang dikatakan cukup ampuh ini mulai dari mengonsumsi bir hitam, jamu peluruh haid, tape, ragi, minuman bersoda, nanas parut, minuman yang menimbulkan rasa mulas pada perut, memasukkan batang lewat vagina sampai ke rahim, serta pijatan. Soal makanan yang bisa menimbulkan rasa mulas itu,diyakini para perempuan dapat menyebabkan kontraksi pada rahim. “Padahal kan tidak juga," tuturnya.
Memasukkan batang atau alat apa pun ke dalam vagina, bisa mengakibatkan keguguran akibat infeksi. Ini yang sangat membahayakan jiwa perempuan, katanya lagi. Berbahaya bukan hanya infeksi atau perdarahan saja, tapi kemungkinan terjadinya kemandulan bahkan kanker leher rahim.Aborsi aman juga tidak menutup kemungkinan terjadi komplikasi. Aman yang dimaksud tidak hanya menyangkut kilnik untuk melakukan aborsi, teknologi. serta tenaga profesional yang mengerjakannya. Lebih dari itu, faktor kesehatan si perempuan dan umur kehamilan juga ikut menyumbang dalam aborsi aman. Semakin muda umur kehamilan, semakin kecil risiko terjadinya komplikasi aborsi.
Sebab itulah, tenaga profesional, tidak hanya dokter, sangat dibutuhkan. Selain untuk melakukan tindakan, tenaga profesional seperti psikolog atau orang yang terlatih menangani soal aborsi, juga mempunyai peran penting dalam masa sebelum dan sesudah tindakan.Untuk melakukan aborsi juga membutuhkan proses dalam pengambilan keputusan. Konseling pra dan pasca aborsi harus dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menggali apa yang diinginkan pasien. Pasca aborsi juga perlu konseling. Selain untuk mengurangi rasa penyesalan, menurut Dr. Ramona, "Supaya kejadian tersebut tidak terulang lagi. Paling tidak aborsi hanya sekali seumur hidup saja karena nggak enak."
Yang dimaksud dengan aborsi aman adalah semua hal yang dilakukan agar kesehatan perempuan setelah melakukannya sama baiknya dengan sebelumnya. Walau demikian, sangat disayangkan bahwa untuk melakukan aborsi secara aman masih sangat sulit. Semua ini akibat aborsi masih merupakan hal illegal. Sejauh ini informasi seputar aborsi memang belum banyak didapat masyarakat. Apalagi informasi tentang klinik untuk melakukan aborsi. Ini semua karena sampai saat ini aborsi terkait dengan masalah moral, agama, maupun etika.Selama aborsi masih ilegal, kemungkinan terjadinya aborsi tidak aman juga bisa berkembang.
Di Indonesia semakin banyak terdengar suara yang menyerukan agar aborsi akan dilegalisasi, seperti sudah terjadi di banyak negara lain, di dunia Barat maupun di Asia. Dan seperti dulu berlangsung di negara-negara itu, terdengar juga banyak suara yang menolak, khususnya pihak agama.DI negara di mana aborsi sudah dilegalisasi-sering kali dengan syarat yang berbeda-beda-diskusi pro dan kontra belum berhenti. Hal itu secara jelas tampak di Amerika Serikat. Mungkin karena di situ legalisasi aborsi terjadi dengan cara unik, yaitu sebagai pengakuan hak-hak konstitusional. Namun, kalau aborsi dijadikan sebuah hak bagi perempuan yang tidak menginginkan kehamilannya, dengan sendirinya muncul perspektif terbalik yang menegaskan bahwa wacana yang sama harus dipakai juga untuk pihak lain: janin dalam kandungan pun mempunyai hak, yaitu hak untuk hidup. Dengan demikian timbul polarisasi tajam antara pro-choice (pro-pilihan) dan pro-life (pro-kehidupan). Tidak dapat diragukan, pertentangan tajam antara dua posisi ekstrem itu terutama menandai diskusi tentang aborsi di Amerika Serikat, tetapi dari situ bergema juga ke banyak negara lain, meskipun latar belakang hukum berbeda. Karena itu, polarisasi tersebut praktis menjadi suatu fenomena universal.
Dengan bertolak dari polarisasi yang sudah cukup mantap ini, Soe Tjen Marching sendiri memilih posisi pro-choice. Tentu saja, tidak ada yang akan meragukan haknya dalam hal ini. Keberatan timbul bila ia mencari dukungan pendapatnya dalam sejarah, khususnya dalam sejarah agama Kristen.Fakta sejarah yang dia kemukakan tidak benar dan karena itu berpotensi menyesatkan para pembaca. Tidak benar sama sekali bahwa baru "pada abad ke-17 beberapa pengikut Gereja Katolik mulai menentang praktik aborsi". Yang benar adalah bahwa tradisi agama Kristen selalu sudah melarang aborsi dan menilai pelanggarannya sebagai dosa besar. Memang perlu diakui, dalam Kitab Suci Perjanjian Baru masalah aborsi tidak disebut secara eksplisit. Tetapi, dalam buku Didakhê-diduga ditulis sebelum tahun 100 M dan menjadi sebuah teks yang sangat berwibawa-aborsi sudah dicantumkan dalam daftar dosa besar. Prof John Noonan (Universitas California, Berkeley) telah menyelidiki seluruh tradisi Kristen ini dalam tulisannya An Almost Absolute Value in History (1970). Judul tulisan ini pantas disimak secara khusus karena ia memang menganggap penolakan terhadap aborsi sebagai suatu nilai yang hampir tidak ada pengecualian dalam sejarah agama Kristen.Lebih penting lagi adalah bahwa seluruh zaman pra-modern mengikuti pandangan Aristoteles (abad ke-4 SM) tentang pembentukan janin secara bertahap. Dalam buku kecil Aborsi sebagai Masalah Etika (Grasindo, 2002), kami berusaha menjelaskan pandangan Aristoteles itu.
Peranan Aristoteles tidak perlu mengherankan karena saat itu dia menjadi otoritas tunggal di bidang ilmu pengetahuan. Contoh terkenal adalah pendapatnya yang disebut geosentrisme (tempat Bumi dalam pusat jagat raya). Dalam pemikiran Yunani kuno pernah ada pendapat bahwa Matahari merupakan pusat jagat raya (heliosentrisme), tetapi pendapat itu tidak mungkin diterima lagi sesudah Aristoteles. Seperti kita ketahui, dalam pandangan dunia ilmiah, geosentrisme Aristoteles bertahan terus-tanpa persaingan apa pun-sampai Kopernikus dan Galilei (abad ke-16). Demikian juga dalam bidang embriologi, pemikiran Yunani kuno-tepatnya kaum Pythagorean-pernah mengemukakan pendapat bahwa kehidupan manusia mulai pada saat konsepsi. Tetapi, Aristoteles mengatakan kehidupan manusia terbentuk secara bertahap. Mula-mula embrio mempunyai status sebagai tumbuhan. Sesudah beberapa waktu ia masuk status hewan dan akhirnya ia mencapai status manusia yang sungguh-sungguh. Menurut Aristoteles, hal itu terjadi 40 hari sesudah konsepsi (kalau embrio laki-laki).Seluruh zaman pramodern mengambil alih begitu saja pandangan Aristoteles tentang pembentukan bertahap dari embrio manusia itu, termasuk juga kalangan agama, baik agama Kristen maupun agama Islam. Tentu saja dengan banyak variasi terhadap angka 40.
Walaupun pada mulanya embrio belum dianggap manusia sungguhan, dalam tradisi Kristen aborsi selalu dilarang. Alasannya tidak sulit dipahami: embrio awal itu sudah merupakan manusia potensial dan kalau berkembang secara normal akan lahir sebagai manusia. Karena itu, abortus provocatus atau aborsi yang disengaja selalu dianggap dosa. Tetapi, dapat dipahami pula, bila menurut beberapa pujangga, dosa itu lebih besar jika dilakukan aborsi pada stadium lanjut ketimbang stadium awal. Ketika dalam zaman modern, pengertian Aristoteles tentang pembentukan bertahap embrio mulai ditinggalkan, secara logis bertambah besar tekanan Gereja Kristen bahwa aborsi dilarang sejak saat konsepsi.
Situasi perempuan hamil sering menjadi suatu keadaan darurat. Misalnya, kondisi medis yang disebut "kehamilan ektopik terganggu" bisa mengancam kehidupan si ibu hamil. Ibu itu harus dioperasi dan kandungannya dengan itu terpaksa dibuang. Tetapi, ada banyak keadaan darurat lain lagi. Kasus-kasus itu tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan hitam-putih. Akibatnya, tidak semua orang sepakat tentang jalan keluar yang bijaksana.
Beberapa bulan lalu hal itu terjadi dengan kasus Rosa di Nicaragua (The Tablet, 1/3). Anak berusia sembilan tahun itu diperkosa ketika orangtuanya bekerja di perkebunan kopi di Costa Rica. Ternyata anak malang itu menjadi hamil. Sesudah peristiwa tragis ini keluarga pulang ke tempat asalnya, Nicaragua. Orangtua Rosa menginginkan aborsi bagi anaknya. Tetapi, hukum negara Amerika Latin itu hanya mengizinkan aborsi bila kehamilan mengancam kehidupan si ibu. Akhirnya ada tiga dokter yang menawarkan melakukan aborsi, tawaran yang diterima dengan senang hati oleh orangtua itu. Tetapi, sesudah itu uskup setempat menyatakan ketiga dokter itu telah diekskomunikasi, artinya dikucilkan dari gereja sampai bertobat. Tentu tidak semua orang Katolik dan bahkan semua uskup akan menyetujui larangan aborsi untuk kasus tragis ini. Tetapi, dengan demikian mereka belum tergolong pro-choice.
DEFINISI ABORTUS
Aborsi menurut dr. Agus Abadi dari UPF/ Lab Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD Dr. Soetomo/ FK Unair, abortus (definisi yang lama) - adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan pada usia kehamilan sebelum 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. WHO memperbaharui definisi Aborsi yakni Aborsi adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram. Aborsi juga diartikan mengeluarkaan atau membuang baik embrio atau fetus secara prematur (sebelum waktunya). Istilah Aborsi disebut juga Abortus Provokatus (Inilah yang belakangaan ini menjadi ramai dibicarakan). Abortus yang dilakukan secara sengaja. Jadi Aborsi adalah tindakan pengguguran hasil konsepsi secara sengaja.Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Mekanisme aborsi bisa terjadi spontan dan buatan. Dikatakan spontan, jika gugurnya janin disebabkan karena reaksi alami dan rahim ibu. Hal ini tidak menimbulkan kontroversi, baik dari segi etik maupun hukum.
Dosa ini akan terus bertambah-tambah, makin hebat bahkan tidak lagi malu
2). ABORSI DARI SUDUT ETIKA KRISTEN
Etika Kristen dalam melihat masalah aborsi harus dilandasi oleh sikap yang etis dan kristiani, bukan sikap kebencian apalagi mengutuk dan juga dilandasi oleh sikap empati, kasih, bukan hukuman atau penghakiman. Celakanya masalah aborsi telah terbungkus oleh banyak label, mitos. Kita tidak tahu apa sebenarnya masalah yang esensial, sehingga kita juga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Harus diingat bahwa aborsi tidak sama dengan membunuh, dan dalam prakteknya aborsi telah menjadi pertengkaran ideologi, yaitu antara ideologi konservatif fundamentalis dan liberalis. Substansi permasalahan sudah tertutup dengan label atau cap-cap. Misalnya saja, pemberitaan-pemberitaan di media massa menyudutkan bahwa yang melakukan aborsi sebagai pembunuh berdarah dingin, atau membunuh secara sederhana.
Antara dua kutub yang anti dan pro tidak ada titik temu. Namun kedua belah pihak pada dasarnya tidak setuju aborsi, tetapi ada kasus-kasus atau situasi yang dianggap perkecualian. Memang ada perbedaan di antara dua kutub.Perbedaan pandangan mengenai relasi atau hubungan antara sang ibu dengan janin yang dikandung. Bilamana janin itu sepenuhnya bagian tubuh sang ibu maka yang "anti" aborsi menganggap aborsi melanggar hak-hak ibu. Atau sebaliknya kalau sang ibu itu hanya alat/instrumental saja selama 9 bulan 10 hari, maka ibu tidak mempunyai hak. Namun yang pasti secara teologis semuanya adalah hak Allah.
Perbedaan paham mengenai kapan dimulainya kehidupan manusia. Pembuahan terjadi di rahim, di situlah kehidupan dimulai. Tapi belum menjadi manusia. Jadi mempunyai potensi menjadi calon siapa. Kapan terjadi manusia, ada beberapa hipotesa, yaitu Minggu ke-12, karena setelah bulan ke tujuh telah terbentuk kortek yang akan menjadi manusia. Hari yang ke-12, karena sebelum hari ke-12 belum terjadi individu alisasi. Hari ke-6 atau ke-7 setelah haid terakhir sel tersebut berkembang men jadi janin. Sejauh pembuahan sudah berkembang menjadi manusia.
Dari keempat hipotesa tersebut disimpulkan bahwa, semakin tua usia janin semakin komplek masalahnya bila melakukan aborsi. Bahwa benar atau salah melakukan tindakan aborsi, yang pasti salah. Dalam kehidupan kita yang dipengaruhi oleh dosa, kita tidak jarang didorong atau dipaksa untuk melakukan perbuatan yang salah/dosa. Tetapi dalam alasan-alasan yang positif dan dapat dipertanggungjawabkan aborsi dapat dilakukan, misalnya untuk hal-hal yang jika tidak dilakukan akan mengakibatkan sesuatu yang sangat merugikan.
Sekali lagi persoalannya bukan boleh atau tidak boleh, benar atau tidak benar. Prinsip etika harus dikaitkan dengan kenyataan hidup. Realitas dosa inilah yang menyebabkan masalah aborsi tidak dapat dilihat secara "hitam" dan "putih". "Apa yang terjadi sekarang ini adalah kemunafikan manusia. Orang baru berkomentar, berteriak-teriak, setelah ada peristiwa di Warakas. Oleh karena praktek aborsi sudah sejak dulu terjadi dan ada di mana-mana", kata dosen tidak tetap STT Jakarta ini.
3). Alkitab & Aborsi
Semua umat Kristiani bisa membaca kembali Kitab Sucinya untuk mengerti dengan jelas, betapa Tuhan sangat tidak berkenan atas pembunuhan seperti yang dilakukan dalam tindakan aborsi.
1) Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu belum memiliki nyawa.
Hos 12:2-3 dan Rom 9:10-13~ Efraim menjaga angin, dan mengejar angin timur sehari suntuk, memperbanyak dusta dan pemusnahan; mereka mengadakan perjanjian dengan Asyur, dan membawa minyak kepada Mesir. Tuhan mempunyai perbantahan dengan Yehuda, Ia akan menghukum Yakub sesuai dengan tingkah lakunya, dan akan memberi balasan kepadanya sesuai dengan perbuatan-perbuatannya. ~ Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya – dikatakan kepada Ribka: “Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda.” Seperti ada tertulis: “Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.”
Kel 21-22 ~ pada Bab 21 dan 22 dibahas Tentang hak budak Ibrani (Kel 21:1-11); Peraturan tentang jaminan nyawa sesama manusia (Kel 21: 12-36) ; Peraturan tentang jaminan harta sesama manusia (Kel 22:1-17); Peraturan tentang dosa yang keji (Kel 22:18-20); Peraturan tentang orang-orang yang tidak mampu (Kel 22:21-27); dan Berbagai-bagai peraturan (Kel 22:28-31)
Ayb 10:8-12 ~ TanganMulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku? Ingatlah, bahwa Engkau yang membuat aku dari tanah liat, tetapi Engkau hendak menjadikan aku debu kembali? Bukankah Engkau yang mencurahkan aku seperti air susu, dan mengentalkan aku seperti keju? Engkau mengenakan kulit dan daging kepadaku, serta menjalin aku dengan tulang dan urat. Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaanMu menjaga nyawaku.
Ayb 31:15 ~ Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang itu juga? Bukankah satu juga yang membentukkami dalam rahim?
Mzm 139:13-16 ~ Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagiMu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mataMu melihat selagi aku bakal anak; dan dalam kitabMu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
Luk 1:39-44 ~ mengisahkan kunjungan Maria kepada Elisabet, ibu Yohanes.
Mzm 51:5 ~ Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
Luk 1:35-36 ~ Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
Ef 1:4 ~ …yang telah menyerahkan diriNya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.
Why 13:8 ~ Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
2) Hukuman bagi para pelaku aborsi sangat keras.
Kel 21:22-25 ~ Apabila ada orang berkelahi dan seorang dari mereka tertumbuk kepada seorang perempuan yang sedang mengandung, sehingga keguguran kandungan, tetapi tidak mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka pastilah ia didenda sebanyak yang dikenakan oleh suami perempuan itu kepadanya, dan ia harus membayarnya menurut putusan hakim. Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.
3) Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan Tuhan.
Yoh 9:1-3 ~ Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-muridNya bertanya kepadaNya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?”” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia…”
Kis 17:25-29 ~ … dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
Mzm 94:9 ~ Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar? Dia yang membentuk mata, masakah tidak memandang?
Rom 8:28 ~ Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Yes 45:9-12 ~ Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: “Apakah yang kaubuat?” atau yang telah dibuatnya: “Engkau tidak punya tangan!” Celakalah orang yang berkata kepada ayahnya: “Apakah yang kauperanakkan?” dan kepada ibunya: “Apakah yang kaulahirkan?” Beginilah firman Tuhan, Yang Mahakudus, Allah dan Pembentuk Israel; “Kamukah yang mengajukan pertanyaan kepadaKu mengenai anak-anakKu, atau memberi perintah kepadaKu mengenai yang dibuat tanganKu? Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia di atasnya; tanganKulah yang membentangkan langit, dan Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya.
4) Aborsi karena ingin menyembunyikan aib tidak dibenarkan Tuhan.
Kej 19:36-38 ~ Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.
Kej 50:20 ~ Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
5) Tuhan tidak pernah memperkenankan anak manusia dikorbankan. Apapun alasannya.
Yeh 16:20-21 ~ Bahkan, engkau mengambil anak-anakmu lelaki dan perempuan yang engkau lahirkan bagiKu dan mempersembahkannya kepada mereka menjadi makanan mereka. Apakah persundalanmu ini masih perkara enteng bahwa engkau menyembelih anak-anakKu dan menyerahkanNya kepada mereka dengan mempersembahkannya sebagai korban dalam api?
4). PELAKSANAAN ABORSI
Bila usia kandungan muda,maka aborsi lebih muda di lakukan.Makin besar usia kandungan,aborsi semakin sulit dan beresiko bagi ibu.Abortus untuk kehamilan sampai 12 minggu biasanya dilakukan dengan MR (Menstrual Regulation) yaitu dengan penyedotan.Lebih dahulu biasanya dengan meracuni dia,misalnya dengan cairan garam yang pekat.
v Pada kehamilan muda (di bawah 2 minggu)
Usia anak itu masih sangat kecil,anak yang masih sangat lembut langsung hancur berantakan waktu dihisap dan keluar sebagai cairan merah dengan gumpalan-gumpalan.
v Pada kehamilan selanjutnya
Biasanya anak itu dibunuh sekaligus dengan memotong-motongnya.Pelaku aborsi itu menusuk,meremukan dan merobek bagian yang bisa di capai lebih dahulu dalam keranjang sampah klinik-klinik abortus.Kita bisa melihat berbagai macam potongan badan si anak hasil kekejaman ini.Setiap kali secara membabibuta.
v Pada anak yang lebih besar
Biasanya proses memotong dan merobek lebih sulit,apalagi tulang-tulang dan kepalanya cukup keras.Pada usia ini,janin diberikan suntikan maut (dengan cairan garam) langsung ke dalam ketuban bayi.Dalam sehari,bayi itu tersiksa terbakar kulitnya,rusak pernafasannya lalu mati pelan-pelan.
v Pada anak yang sudah besar
Diatas 500 gram anak itu sebetulnya bisa hidup diluar kandungan.Anak itu di keluarka masih dalam keadaan hidup,kemudian dibunuh dengan sangat kejam.Biasanya,bayi yang baru lahir akan mendapatkan dekapan yang hangat dan penuh kasih sayang dan bisa menyusui dengan nikmat dalam perlindungan sang ibu yang penuh cinta kasih.Tetapi,kenyataannya sangat mengenaskan.Apalagi dengan cara-cara yang tidak berperasaan atau yang tidak berperi kemanusiaan.
Aborsi beresiko tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan sang ibu atau wanita.Tidak benar dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi dia “tidak merasakan apa-apa” dan langsung boleh pulang.Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita,terutama mereka-mereka yang sedang kebingungan yang tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi :
1) Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2) Resiko gangguan psikologis
Pada dasarnya,seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal sebagai berikut :
1) Kehilangan harga diri
2) Berteriak histeris
3) Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
4) Ingin melakukan bunuh dir
5) Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
6) Tidak bisa menikmati lagi hubungan seks
Selain hal-hal tersebut para pelaku aborsi (wanita) akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak akan hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya