Bagi saya, gerakan transformasi Ki Hajar Dewantara dalam perkembangan pendidikan di Indonesia merupakan gerakan yang sangat berani dan berbahaya, namun memiliki tujuan mulia yang saya pandang sebagai sebuah "panggilan" untuk mewujudkan sistem pendidikan yang memusatkan fokusnya kepada manusia sebagai individu, tanpa menjerat haknya. Kata berbahaya yang saya gunakan dilandasi pada kedudukan pemerintah kolonial pada saat itu yang diidentifikasikan sebagai penguasa, sehingga memiliki kedudukan hirarki yang jauh lebih tinggi dibandingkan orang Indonesia asli. Hal ini kemudian melatarbelakangi adanya perasaan superioritas sebagai penjajah, dimana pemerintah kolonial seakan-akan berhak mengatur inferoritas orang Indonesia asli.Â
Segala bentuk perlawanan Ki Hajar Dewantara kepada para tokoh kolonial pada saat itu, lahir sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai rakyat Indonesia yang ingin mewujudkan cita-cita Pendidikan Nasional. Hal yang sama sejalan dengan perkembangan pendidikan saat ini. Sistem pendidikan di Indonesia memang sudah terlepas dari campur tangan kolonialisme atau zaman penjajahan sebelum Indonesia merdeka. Namun dalam pelaksanaannya, tak dapat dipungkiri masih banyak bentuk kolonialisme yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, maupun lingkungan bermasyarakat.Â
Semua perjuangan Ki Hajar Dewantara menjadi jalan keluar bagi bangsa Indonesia dari belenggu pendidikan yang penuh 'penjajahan'. Perjungan ini haruslah terus dilakukan agar perjalanan pendidikan di Indonesia ini tetap ada apa koridornya sesuai dengan apa yang semestinya. Setiap perjuangan tidak boleh terputus saat dirasa cukup stabil, tapi harus terus kontinu seiring berjalannya waktu sesuai dengan kebutuhan jamannya.
Pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik akan membawa peserta didik dapat bertumbuh sesuai dengan kodratnya. Setia keunikan yang ada pada peserta didik membawa meraka pada berbagai keragaman yang istimewa, sehingga hasil akhir dari pembelajaran ialah kecakapan hidup sesuai dengan kodratnya. Peserta didik yang mendapatkan pembelajaran tanpa penjajahan dapat memaksimalkan setiap potensinya dalam bertumbuh.
Perjalanan pendidikan nasional yang telah terjadi ini mestinya dipandang secara baik demi berkembangnya pendidikan Indonesia dengan baik, dengan tetap mengangkan budaya ke-Indonesiaannya, dan juga jiwa nasionalismenya.