Kemenangan Jokowi ini telah menimbulkan euforia di mana-mana. Bukan hanya di Jakarta, luapan kegembiraan juga begitu terasa di Solo, kota asal Jokowi. Jokowi dianggap sebagai simbul rakyat melawan dominasi partai. Sehingga kemenangan Jokowi dimaknai sebagai kemenangan rakyat melawan koalisi partai-partai. Kemenangan Jokowi ini diyakini membawa efek berantai yang bisa merubah paradigma politik nasional. Kemenangan Jokowi telah merubah paradigma lama bahwa koalisi partai adalah segala-galanya. Paradigma tentang dominasi partai tersebut hari ini sudah diuji dan ternyata salah. Pasangan Jokowi-Ahok yang hanya didukung oleh dua partai dengan prosentase di DPRD DKI sekitar 18% saja, mampu mengalahkan pasangan lawan yang didukung oleh mayoritas partai-partai besar. Kekuatan figur ternyata mampu mengalahkan hegemoni partai.
Kedepan, kemenangan Jokowi ini akan menjadi trend di pilkada daerah lain bahkan mungkin di pemilihan umum yg berskala nasional. Sekarang muncul paradigma baru bahwa kekuatan figur atau karakter adalah kunci utama sebuah kemenangan bukan lagi partai karena rakyat tidak lagi loyal terhadap partai. Hal ini akan berdampak serius pada pertarungan di 2014. Kalo trend pilkada Jakarta ini melanda seluruh negeri maka pada pilpres nanti rakyat akan memilih figur-figur pekerja seperti Jokowi ini. Hitungan saya akan ada figur-figur alternatif yang nanti muncul dalam pilpres kedepan. Figur-figur baru itu pasti munculnya dari tokoh-tokoh pekerja keras yang tentunya datangnya dari luar partai. Karena rakyat pasti tidak lagi percaya dengan figur-figur yang merupakan tokoh partai. Trend baru yang cukup menggelitik adalah bahwa rakyat tidak lagi percaya tokoh-tokoh partai. Yang harus dicatat juga adalah bahwa Jokowi bisa menang karena keberhasilannya menjaga jarak dengan partai pengusungnya, walaupun sebagai formalitas tetap harus dekat dengan tokoh-tokoh partai. Baju kotak-kotaklah yang berhasil menjaga perasaan pemilih yang anti partai.
Untuk sekala daerah, harapan kita adalah bahwa kedepan Jokowi akan ditiru oleh para pejabat atau calon pejabat yang ingin memenangkan pertarungan dalam pilkada. Rekam jejak seorang kandidat akan sangat menentukan sebuah kemenangan. Pemilih pasti akan memilih kandidat yang punya rekam jejak bagus dalam menjalankan program-program yang menyejahterakan rakyat dan akan menghukum mereka yang gagal memenuhi harapan rakyat dan ini sungguh sangat sehat. Rakyat benar-benar makin cerdas. Sehingga nanti tidak ada lagi pejabat yang arogan, pejabat yang main pencitraan. Semua akan mulai bekerja dan bekerja keras untuk rakyat karena rakyat akan mencatatnya. Rakyat tidak akan lagi bisa dibohongi dengan pencitraan-pencitraan yang dilakukan menjelang pilkada. Apakah ini artinya partai akan dijauhi oleh para kandidat pemimpin? Tentu partai masih akan dibutuhkan untuk menjadi kendaraan pada saat pendaftaran calon dan untuk konsolidasi saat terpilih karena bagaimanapun partai menguasai parlemen. Semua kebijakan dan program pemerintah harus melibatkan partai. Itu saja alasan kenapa masih membutuhkan keterlibatan partai. Namun ketergantungan kepada partai ini lama-kelamaan akan semakin memudar seiring dengan penguatan rakyat sebagai civil society.
Semoga virus kemenangan Jokowi ini benar-benar mampu memberikan efek positif bagi seluruh pejabat, minimal mereka akan takut tidak terpilih jika tidak bisa memenuhi harapan rakyatnya.
Buat Bang Jokowi-Ahok...Selamat datang di Jakarta!!