“Suster Angelica …, Suster Angelica!”, tergopoh-gopoh dengan mengangkat jubah panjangnnya supaya tidak terinjak dan jatuh tersungkur, Suster Rosa berlari menuju kamar sebelah sudut kiri atas, kamar terjauh dari urang tamu, ruang tamu yang khusus dibuat agar tamu bisa menunggu Suster yang ingin dijumpainya, agar tidak bosan, Suster Kepala Komunitas ini meletakkan sebuah rak buku lengkap dengan bacaan rohani yang diharapkan bisa membuang rasa jenuh pengunjung karna menunggu Suster yang harus berganti pakaian dahulu, bukan bersolek seperti gadis yang ditunggui sang pacar, katanya mereka harus memakai jubah kalau mau bertemu dengan tamu yang kebetulan lewat.
KEMBALI KE ARTIKEL