Selain potensi wisata religi, Desa Cupak juga memiliki potensi dalam bidang pertanian. Desa ini menghasilkan beberapa komoditas pertanian, seperti Porang, Gadung, dan Jagung. Potensi ini dapat dioptimalkan untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa tersebut, seperti pengolahan Porang menjadi bahan tepung, Gadung menjadi kripik, dan Jagung sebagai sumber ketahanan pangan.
Selain sektor wisata dan pertanian, Desa Cupak juga memiliki potensi dalam industri kerajinan dan produksi kayu arang. Masyarakat desa menggunakan bahan baku lokal, seperti anyaman pandan, untuk membuat berbagai produk kerajinan. Selain itu, kayu arang yang dihasilkan di desa ini dapat dikembangkan menjadi arang briket yang memiliki nilai jual yang tinggi.
Namun, potensi yang dimiliki Desa Cupak belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik. Tingkat kesadaran masyarakat sekitar dalam memanfaatkan potensi wisata dan mengelola usaha masih perlu ditingkatkan. Pandemi COVID-19 juga berdampak negatif terhadap kunjungan wisatawan dan penjualan produk UMKM di Desa Cupak.
Untuk mengatasi permasalahan ini, pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat Desa Cupak perlu dilakukan. Dalam pendampingan tersebut, peran sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci utama dalam mengelola potensi wisata, mengolah hasil pertanian, mengelola usaha, dan mengatasi berbagai permasalahan yang ada.
Pendampingan ini akan melibatkan berbagai tahapan, mulai dari survei kesiapan dan pemetaan UMKM di desa, sosialisasi teori dalam bidang keuangan dan pencatatan akuntansi kepada pemilik UMKM, pelatihan dalam bidang keuangan dan pencatatan akuntansi, hingga pendampingan pasca pelatihan untuk memastikan kelangsungan dan peningkatan usaha.
Diharapkan dengan pendampingan ini, masyarakat Desa Cupak dapat meningkatkan kualifikasi dan kompetensi SDM dalam mengelola potensi wisata, mengolah hasil pertanian, mengelola usaha,
Dalam rangka mengembangkan potensi pariwisata dan UMKM di Desa Cupak, telah dilakukan serangkaian kegiatan pendampingan dan pelatihan oleh tim yang terlibat. Tahap awal dilakukan survei untuk memetakan potensi UMKM dan memahami kebutuhan serta tantangan yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Setelah itu, sosialisasi teoritis dilakukan untuk memberikan pemahaman mengenai keuangan dan pencatatan akuntansi kepada pemilik UMKM.
Tahap berikutnya adalah pelatihan langsung kepada pemilik UMKM dalam bidang keuangan dan pencatatan akuntansi. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan pengelolaan usaha sehingga produk-produk UMKM dapat memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Pemilik UMKM diberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan, melakukan pencatatan yang akurat, serta mengembangkan strategi pemasaran yang efektif.
Setelah pelatihan, dilakukan pendampingan pasca pelatihan dengan fokus pada bidang keuangan dan pencatatan akuntansi. Pendampingan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pemilik UMKM dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh secara praktis dalam pengelolaan usaha sehari-hari. Tim pendamping memberikan bimbingan, masukan, dan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh pemilik UMKM, sehingga usaha dapat berkembang dengan baik.
Namun, dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan juga ditemui beberapa kendala. Salah satunya adalah akses jalan yang kurang memadai. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kerjasama dengan lembaga terkait dan pemerintah setempat untuk memperbaiki kondisi jalan menuju Desa Cupak. Selain itu, pemilihan teknologi yang tepat juga menjadi tantangan dalam pengembangan UMKM. Beberapa pemilik UMKM masih belum memahami atau sulit mengadopsi teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing usaha mereka.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, tim pendamping terus berupaya melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan memberikan pendampingan yang lebih intensif kepada pemilik UMKM. Selain itu, kerjasama dengan pihak swasta dan lembaga finansial juga dilakukan untuk membantu pemilik UMKM mengakses modal usaha dan memperoleh pendanaan yang dibutuhkan.
Dengan adanya pendampingan dan pelatihan yang terintegrasi, Desa Cupak mampu mengoptimalkan potensi lokal dan mengembangkan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga terkait, pemilik UMKM, dan masyarakat setempat, Desa Cupak dapat menjadi contoh bagi pengembangan ekonomi lokal dan pariwisata berkelanjutan di daerah lain.