Sengaja saya pilih judul diatas bukanlah maksud saya untuk melakukan gerungisasi komedi ataupun vickynisasi filsafat. Bukan pula untuk mengkomparasi nilai diri antara intelektualitas filsuf yang fiksioner seorang Rocky Gerung dengan kontroversi hati seorang playboy syariah semacam Vicky Prasetyo. Saya paham betul kedua orang ini tidak mungkin di equalisasi.
KEMBALI KE ARTIKEL