Rika berjalan berduaan dengan Azizah menuju ke toilet sekolah. Azizah yang berbadan bongsor itu tampaknya cocok untuk menjadi
bodyguard dadakan di jam pelajaran sekolah ini. Rika masih trauma dengan kejadian pencegatan Anis dan genk nya. Memang posisi kelas Rika sangat stregis untuk di pantau dari kelas lain, khususnya Anis dan gank nya untuk melihatnya berberak. Kelas pojok dilantai 3 yang mau tidak mau melewati tangga di mana Anis dan genk nya mudah melihatnya melalui jendela. Rika sempat heran, bagaimana mereka bisa kompak keluar kelas. Apalagi mereka berbeda kelas. Mungkin slah satu ada yang menjadi mata-mata dan berbagi pesan lewat SMS. Atau memang waktu itu hanya kebetulan saja. Hmm, apapun perasaan Rika, trik ke toilet bareng Azizah sepertinya tok cer walaupun harus berbalas menemani Azizah jika gantian kebeletnya. Sudah 2 hari sejak jadian dengan Andre, Rika sedikit heran. Kenapa itu ke esokan harinya Andre tidak masuk. Padahal Rika sudah menunggu nya untuk mengantarnya pulang dan mengambil box ponsel hadiahnya. Rika bimbang, jangan-jangan Andre hanya main-main dengan dirinya dan hadiah itu akan dimintanya balik? Sampai istirahat kedua hari inipun tampak belum ada tanda-tanda kehadiran Andre. Dikantin, Rika semakin gundah. Rika hanya bisa duduk sendirian dan memegang ponselnya sambil bolak balik melihat layarnya. Apakah ada SMS atau telepon dari Andre masuk lagi? Tidak. Lalu dimasukannya lagi ponsel itu kedalam tasnya. Rika jadi makin manyun. “Rika! Rika! Ke belakang sekolah! Buruaaaaaan!” kata Azizah tergopoh-gopoh menemuinya di kantin “Ada apa?” “Buruaaaan! Cewek-cewek pada geger tuh” katanya sambil menarik paksa tangan Rika. Azizah yang bongsor dan besar itu seperti mempunyai tenaga seperti laki-laki. kata majalah, kalau perempuan dan laki-laki dengan berat badan yang sama bisa mempunyai kemampuan dan tenaga yang sama apabila dilatih dengan porsi yang sama juga. Rika akhirnya berhenti di belakang sekolah. Ada beberapa cewek-cewek tampak saling berbisik-bisik dan melirik ke arah Rika dan Azizah. Termasuk tiga cewek genk Anis yang berwajah sangat sinis. Rika jadi canggung dan heran dengan keadaan di belakang sekolah yang berpagar tembok tinggi itu. “Rika, jangan benggong saja. Lihat ke atas!” perintah Azizah Rika hanya melongo dan terkaget. Pohon mangga yang sedang berbuah itu tampak aneh sekali. Rika jadi tersenyum sendiri sambil menahan rasa gemas. Bukan karena buahnya ranum dan bakalan enak buat di bikin rujak. Tapi, buah mangga yang bergelantungan itu hampir semuanya bertulisakan nama Andre dan…. namanya.
KEMBALI KE ARTIKEL