Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Cara Bikin Hidup Jadi Repot

21 Februari 2014   12:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:36 232 11

Sekitar pukul 7.30 waktu Mekah, saya bersama rombongan naik bus yang disediakan oleh agen travel yang rencananya akan membawa kami untuk berjalan-jalan berziarah ke masjid Jaronah, Jabal Rahmah dan lain sebagainya. Tak beberapa lama, setelah semua rombongan masuk dan duduk di tempat masing-masing--bus pun berjalan perlahan. Sekitar 1 km, di sebuah perempatan jalan mendadak bus berhenti. Ternyata, tanpa terasa bus tersebut menyerempet sejenis angkot omprengan. Terlihat spion kendaraan kecil tersebut copot dan pecah berantakan. Beberapa menit saya berharap terjadi ucapan "SALAAAM" yang sering diceritakan teman-teman yang pernah ke tanah suci jika kata tersebut sejenis password untuk menyelesaikan masalah seperti kejadian tersebut. Sayangnya, harapan tidak terkabul. Sampai dua jam waktu berlalu--bus dan angkot masih eyel-eyelan. Sampai-sampai ada nenek-nenek yang (maaf) jadi buang hajat di dalam bus karena tak mampu menahan diri. Bau menyebar kemana-mana. Pewangi yang diseprotkan kedalam bus pun tak mampu menetralisir aromanya. Akhirnya, kami semua sepakat turun dari bus dan berjalan kaki pulang ke hotel. [caption id="attachment_323864" align="aligncenter" width="633" caption="sumber foto (okezone.com)"][/caption] Sambil mengantri turun dari bus, iseng-iseng saya tanya ke ustad pendamping yang kebetulan hafidz al qur'an ini. "Ustadz, kenapa bisa jadi begini?" kataku sambil sedikit mengetes kemampuan bathin orang diberi rizki hapal 30 juz ini. "Saya yakin sopirnya sholat subuhnya berantakan pagi ini" jawabnya singkat. "Loh, emang ada hubungannya?" kataku berbalik jadi penasaran. "Gini, mas. Orang yang sholat subuhnya hari itu berantakan. Biasanya urusan hidup seharian kemudiannya juga repot dan berantakan. ada saja masalah. makin parah jika disengaja." Hmm, saya sempat kurang yakin hingga muncul rasa penasaran yang tak tertahan dan bertanya kepada sopir yang berwajah India atau bangladesh tersebut. "Jam berapa kamu sholat subuh?" tanyaku memakai bahasa Inggris. "Late.. i'm late (telaaaat)" jawabnya dengan muka lemas... Dan keesokan harinya, jam 4 pagi kutemukan rekan sebangkuku di bus tersebut tampak sudah duluan di Masjidil Haram sambil membolak-balik mushaf Al Quran. Padahal subuh di sana jam 5.30. "Tumben, nguping yah kemarin?" tanyaku. "He-eh" jawabnya sambil kembali menatap mushaf yang tersedia di tiap pilar di Masjidil Haram Yayaya... saya juga idem kok. Idem tumben-nya dan idem takutnya.

[Bekasi, 21 Februari 2014]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun