Pada cerpen terjemahan yang berjudul "Tersesat di Kota Kucing" ini menceritakan seorang anak laki-laki yang sedang menikmati waktu hari minggunya untuk pergi menelusuri kota Tokyo namun tanpa tujuan. Pada cerpen tersebut ia menceritakan kehidupannya bersama sang ayah. Yang berbeda cara berpikirnya dengan dia. Arah menuju pulang ia membuka buku yang ia bawa dari rumah yang berjudul "kota kucing". Frasa yang dia ambi dari cerita tersebut adalah "tempat dimana dia ditakdirkan untuk tersesat" sangat menarik perhatiannya.
KEMBALI KE ARTIKEL