Munculnya pendekatan bimbingan dan konseling multibudaya dilatari oleh kesadaran masyarakat terhadap makna keberagaman, konsensus para ahli mengenai pentingnya perspektif multibudaya dalam bimbingan dan konseling, dan tantangan kehidupan global yang semakin menuntut konselor peka terhadap pengembangan kompetensi multibudaya (Hansen, 1997; Loewenthal, 2003; dan Baruth & Manning, 2012). Ini semua perlu dipahami dan menjadi pola pikir (mind set) Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor kini dan masa mendatang sehingga mampu memberikan layanan profesionalnya pada masyarakat atau individu yang hampir dapat dipastikan multibudaya.
KEMBALI KE ARTIKEL