Ia menjalar, seperti tentakel-tentakel yang ingin mencengkram mangsa.
Sel-sel plasma mengurai, mengganda tanpa lelah
Bagai cerita yang tak pernah dimulai, tapi kemudian punah
Dan ibu, tubuhnya menjelma kertas putih, kosong
Menuliskan takdirnya dengan tetes darah yang jatuh,
Satu per satu.
Hari-hari adalah angka yang terus berubah
Haemoglobin yang menurun seperti hujan yang tak kunjung datang
Trombosit menciptakan drama di dalam tubuhnya
Naik, turun, seperti anak tangga menuju kota yang tak ada di peta
Darah, yang membawa pesan hidup
Kini kehilangan nadanya sendiri, berputar di pusat tubuh yang meluruh
Di ruang rawat inap, waktu menjadi sangat lambat
Mengapung di udara seperti debu dan kau tahu Bu,
bahwa debu, pada akhirnya, selalu jatuh ke tanah.