Matahari di Istanbul masih bersembunyi, kabut dan gerimis kecil menyambut kedatangan kami, sambil berjalan pelan dan mengawasi bagasi masuk ke dalam Bus, batin saya terus berzikir dengan rasa syukur yang tak terhingga karena bisa menginjakkan kaki di bumi belahan Eropa yang sudah puluhan tahun yang lalu saya bayangkan ketika belajar sejarah dunia dan sejarah kejayaan Islam.
Rombongan kami terdiri dari 25 peserta, plus satu tour leader dari Jakarta Mr. Sendi AR , Mr Bulent dan Mr. khamil sang driver. Ya selama kurang lebih 9 hari kami akan berwisata bersama ke obyek wisata yang sudah direncanakan jauh hari sebelumnya. Semua peserta sudah duduk manis di Bus Mercedes yang keren warna putih gading dengan tulisan Renk United Travel warna hijau seger berkapasitas 40an seat sedangkan kami hanya sekitar 28 orang..so very cozy. Saya katakan bus ini cukup keren karena dilengkapi dengan wifi, full ac dan dispenser. Wanti-wanti Mr. Sendi berpesan pada kami agarikut menjaga kebersihan bus ini, karena semua jadi tanggung jawab kami bersama. Di Turki tidak ada tukang cuci atau bersih-bersih bus, atau kondekturnya. Semua jadi tanggung jawab Driver. Hmmm sungguh professional ya.
Bus melaju pesat di high way yang lengang ke arah Galllipoli kawasan bersejarah pada zaman perang dunia ke I . Kanan kiri jalan yang kami lalui terhampar tanaman wheat, ara atau pohon tin, pohon olive atau zaitun dan sesekali hutan pinus yang terjajar rapi. Terlihat sisa musim dingin yang membuat pohon pohon gundul karena daunnya berguguran. Mr. Bulent mulai member info bahwa Turki adalah negara kaya dan subur hampir sama dengan Indonesia. Sayangnya dunia tidak sama memandangnya. Sama seperti Indonesia yang selalu produknya di klaim oleh Malaysia. Begitu juga Turki, dimana banyak produknya yang diklaim sebagai produk Yunani, italia, atau Swiss, padahal semua didatangkan dari Turki.
Ah saya semakin tertarik saja untuk bisa mengenal Turki dari dekat. Saat ini memang Turki jadi tujuan wisata yang cukup diminati apalagi dengan adanya paket Umroh plus, banyak biro perjalanan yang memasukkan Turki sebagai tujuan wisata tambahan sebelum umroh maupun sesudah umroh. Seperti ketika kami berangkat kemarin, pesawat dipenuhi oleh jemaah umroh yang mampir ke Turki dulu baru umroh. Selain itu pesawat Turkish Airlines yang kami tumpangi juga transit di Changi Singapura untuk ambil penumpang selama 45 menit. Masuk pesawat lagi kami mengalami pemeriksaan yang sangat ketat.
Oh ya mau kasih apresiasi juga untuk crew dan perusahaan Turkish Airlines dengan pelayanannya yang super walau kami sebagai penumpang economy class. Mereka melayani dengan professional, dari mulai kelengkapan yang diberikan pada kami. Ada seperangkat perlengkapan yang kami dapat berupa, kaos kaki, odol dan sikat gigi, krim pelembab dan penutup mata warna hitam dan sepanjang sandal flannel yang empuk. Makanan yang mereka sajikan juga cukup baik, dibanding ketika saya naik pesawat Garuda ketika menunaikan haji di tahun 2006.
Saya sempat mencatat menu yang disuguhkan oleh crew Turkish Airlines untuk saya share disini . Beverages ada, Spirits, Gin, Vodka, dan Raki (minuman keras khas Turki yang terbuat dari anggur dan adas manis yang disuling sebanyak dua kali ), wines, Beers merek Tuborg atau Efes Pilsen buatan Turki. Juicenya ada Orange juice, tomato juice, Homemade lemonade with fresh mint, softdrinknya ada Cola, cola light, fizzy drink dan mineral water, kalau yang minuman hangat ada teh dan kopi boleh ditambah susu.
Sedangkan untuk menunya..dalam perjalanan Jakarta ke Singapura dihidangkan smoked Turkey breast sandwich dan strawberry cake yang super manis. Melintas singapura menuju Istanbul mulai keluar makanan khas Turkiye yaitu Zucchinis in olive oil mixed green salad. Aneka sayuran dengan irisan keju yang gede, asinan buah zaitun yang pahit, asin dan agak getir. Untuk main menunya Grilled chiken Breast plus herbed butter ratatouille atau rosemary potatoes. Ayam panggang plus kentang dan pernak perniknya yang rasanya ngga menyelera sama sekali kalau ngga ditambah garam dan merica. Atu boleh pilih Deep fried tofu plus mixed vegetables dan tawara rice. Nasi khas Turki yang ditumis dengan minyak zaitun . sedang penutupnya masih ada apple cake.
Sebelum pesawat landing masih ada menu lain yang dihidangkan yaitu Fresh Fruit Salad, selection of cheese dan scrambled eggs plus herbed tomato dan fried potatoes. Masih ditambah lagi ovenfresh bread selection dengan butter atau jam. Benar-benar kami dimanjakan dengan pelayanan yang super.
Turkish Airlines punya cara tersendiri untuk membunuh rasa bosan penumpangnya dengan memberi fasilitas hiburan yang bisa kami pilih di dalam pesawat. Tangan saya mulai iseng mencoba layar yang ada di depan kursi di hadapan saya. Kadang saya gunakan remotenya kalang saya coba juga dengan mengusap layarnya. Banyak fasilitas yang bisa kami pilih dari layar itu, ada entertiment dari mulai film komedy, drama, action atau musical. MP3, info berupa map yang menggambarkan ketinggian pesawat, suhu, sedang berada di atas negara mana, berapa jam lagi akan tiba, sekaligus kesesuaian waktu di Istanbul, Singapura, dan waktu setempat, sehingga kami bisa mengira-ngira kapan harus sholat subuh dan sholat zuhur dan asar yang kami jama’ sebagai musafir yang mendapat kemudahan dalam melaksanakan kewajiban sholat.
Untuk penggila games juga disediakan menu games untuk anak-anak dan dewasa. Masih ditambah lagi info lain tentang milis yang bisa diikuti sebagai anggota dengan iming-iming diskon yang menggiurkan. Itulah sebabnya Turkish Airlines mendapat reward yang bagus dari persatuan perusahan penerbangan yang ada di dunia.
Kayaknya saya harus kasih info tentang toilet yang ada di pesawat juga ya. Ini juga penting loh. Menurut saya sih toilet ini masuk standard untuk pesawat berbadan lebar yang bisa membawa penumpang kurang lebih 300 penumpang ada 6 toilet depan, tengah dan belakang masing-masing dua. Ada yang agak luas ada juga yang pas mantap. Keadaan toilet cukup bersih dan dilengkapi dengan cologne yang lumayan segar baunya. Jadi kami bisa cuci muka dan gosok gigi sebelum turun dari pesawat.
Alhamdulillah ngga lama setelah saya bebenah, pesawat dengan mulusnya mendarat di bumi Istanbul. Suasana masih pagi belum terlihat aktivitas yang berarti selain berseliweran banyaknya manusia dari berbagai negara dengan penampakan yang colorful. Lagi lagi saya bersyukur bisa berbaur dengan sesama ciptaan Allah dari belahan bumi Eropa. Rombongan bergegas menuju meja imigrasi dan kami antri dengan rapi sambil mata menebar pandangan untuk merekamnya dalam memori otak saya.
Selesai melewati imigrasi, kami tinggal ngecek bagasi. Hehe kami harus menyiapkan uang satu Turki Lira yang dikurs dengan rupiah sekitar Rp.5750,- untuk bisa menggunakan trolley yang mempermudah kami membawa barang dari keluar dari bandara.
Kami belum memegang uang Turki Lira, waktu di bandara Soeta , saya sempat nguping dari pemandu Umroh dari Bandung yang menginfokan kalau tukar uang jangan di bandara Ataturk Istanbul, tapi tour leader kami justru menganjurkan yang belum punya Turki Lira untuk segera menukarkannya di bandara, karena nanti seharian belum tentu ketemu tempat “money changer” , manutlah kami. Ternyata ketika menukar kami dikenai biaya atau tax sebesar 25 Turki Lira tiap $ 100. Sehingga dari $100 kami mendapat tukaran sekitar kurang lebih 200 Turki Lira .