Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Deadline

4 Oktober 2014   15:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:25 59 3

“Deadline” kayaknya sudah ngga asing deh kata itu. Tapi judul kumcer Deadline itu sangat menggelitik, dan membuat diriku penasaran. Ngga heran dunk karena penulisnya memang mantan wartawati yang sudah piawai dengan judul buku, artikel atau tulisan yang membuat pembacanya semakin” kepo” apa sih isi dari Kumcer itu. Deadline salah satu dari judul cerpen itu dijadikan cover dari buku kumpulan cerpen Fitriyanti permpuan Minang yang terjebak di dunia kepenulisan.

Wow . Ternyata buku itu isinya 10 cerpen yang amat sangat keren, karena sanggup mengaduk aduk perasaan pembaca. Ada rasa marah, kasihan, sedih, seram, wah pokoknya luar biasa. Sang penulis mengekspresikan semua emosi, kemarahan, ketidakan adilan, dendam, dan realita social yang dilihat atau dialaminya begitu gamblang. Nyoto welo welo jarene wong jowo. Sungguh aku ngga menyesal memiliki buku tersebut. Padahal untuk mendapatka buku itu dan ketemu langsung dengan penulisnya bukan hal yang mudah.

Saya bela belain datang ke Jakarta dan bertemu di sudut masjid Abu Bakar Asyidiq, di tengah panasnya sinar matahari bak neraka yang bocor. Tiada penyesalan. Yang ada . Apalagi kami hampir sebaya dan punya passion yang sama melihat dunia dan seisinya tidak “ Silau men". Dalam waktu yang singkat kami sempat sharing dan bertekad ingin memberikan “Terapi Menulis’ kepada siapa saja yang membutuhkan

Intinya saya merasa beruntung dipertemukan dengan makhluk Allah yang bernama Fitri Dahlia di FB dan berlanjut secara nyata. Yakin banget pertemuan ini sangat menginspirasi dan memberi pencerahan buat saya pribadi yang masih pemula sehingga berharap bisa menyerap ilmu menulisnya yang luar biasa.

Benarnya saya mendapat 4 judul buku. Tapi yang baru saya lahap dan saya nikmati dari awal hingga akhir adalah si “Deadline”. Dari buku itu saya belajar banyak tentang kehidupan yang miris, bloonnya cewek ketika jatuh cinta, kerinduan kampong halaman yang sangat mendalam. Kondisi mental orang yang teraniaya, wah pokoknya lengkap deh. Jadi saya pikir Kumcer ini sebenarnya diadopsi dari kisah nyata yang sering kita amati, dengar, dan terjadi pada orang orang yang ada di sekeliling kita.

Tidak heran jika endorsement yang ada di cover belakang buku itu memberikan apresiasi yang luar biasa pada penulisnya, seperti yang saya ktip di bawah ini ; “ Cerpen yang dianggkat dari kisah nyata ini, bertutur lincah, sinis, kadang jenaka membuat geram banyak perempuan. Raungan perempuan yang berusaha tidak merintih. ( Niniek L Karim- Budayawati ) “ satu lagi; “ Di sini tidak ada basa basi atau pertimbangan untuk menghaluskan. Kemarahan, dendam, gairah, diburaikan tanpa risi. Membaca tulisannya memerlukan kelapangan hati untuk berkaca pada kebobrokan. ( prof. Melani Budianta- FIB-UI )”

Ya kepada perempuan satu ini yang sudah menulis banyak buku, saya berharap sangat suatu saat bisa berkolaborasi dan bersinergi lewat tulisan dan meninggalkan sesuatu yang bisa menjadi panutan anak bangsa di bumi pertiwi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun