Lah katanya Indonesia itu subur makmur gemah ripah loh jinawi, tapi justru ada yang menampiknya dengan ucapan "pret".Saya bersyukur bisa makan sehari 3 kali, bisa menyekolahkan anak walau dengan menyekolahkan juga SK PNS saya di bank sebagai anggunan demi kelangsungan hidup dan masa depan anak anak kami. Nah, fenomena yang sering saya lihat kekayaan itu tidak merata alias njomplang. Masih banyak di luar sana saudara kita yang hidup tidak layak baik itu di desa maupun di kota.
Saya yang hidup pas pasan bisa berbuat apa untuk mereka? Punya ilmu, sedikit rezeki, tenaga dan pikiran. lumayan 4 hal itu bisa jadkani modal saya untuk berbagi dan saya yakin semuanya bakal kembali lagi pada diri saya. Bahagialah kalau bisa membantu, memberi solusi, memberi semangat, dan mengurai benang benang kusut yang sering mereka hadapi.
Menyisihkan 20 kg beras untuk 10 kepala keluarga yang masing masing 2 kg setiap bulan tidak membuat saya miskin. Memberi gizi santri TPQ dua minggu sekali dengan menu kacang hijau atau nasi soto, bisa membuat mereka tersenyum dan bersemangat. Menyampaikan satu ayat yang saya dapat dari duduk manis di Tak'lim mendengarkan kajian Al Qur'an membuat saya sadar sekaligus mengingatkan diri sendiri. Betapa meruginya saya bila menjadi orang yang bakhil, cethil bin kikir.
Andai ajakan saya ini bisa diikuti oleh tetangga yang lain dan punya visi misi yang sama duhai damainya Indonesia. Bila kita bisa melakukannya hari ini mengapa harus ditunda.Yuk berbagi. Simpel itu saja.