(1)
bulan yang tinggal sepotong menolakku dini hari tadi
padahal lama aku menanti kesempatan ini
ketika serigala terakhir, melolong nyaring sekali
memecah buih laut dengan hembusan nafas birahi
redup redam pada getar bumi yang goyang berkali-kali
tubuhku terjungkal di kolong langit tanpa rasa tanpa karsa
akulah terkeparat yang nyaris mati