Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Amarah Musim

18 Juli 2014   05:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:01 30 6
dinginku membalut malam-malamku
seakan menuai hutan-hutan yang bisu
sepoi angin membelai wajah rembulan
tak mampu menghapus gundah kian resah




musim tak lagi bisa dikelabui
dengan bait-bait indah puisi
kalau ingin semaunya berganti
siapapun tak akan mampu menghalangi




dan kita juga yang jadi penyebabnya
menebas habis pohon tanpa ampun
menghalau rimbun rimba raya
tinggal sisakan alam meranggas merana




memperdaya bumi bagai milik pribadi
menguras habis isinya tanpa kompromi
tak adakah terbersit dalam hati manusia
alam adalah sahabat sejati mereka




batinku bak panas menyengat di siang hari
mencoba hanguskan hati para penguasa lalim
mereka yang kian tamak angkara murka
serakah tak pernah berhenti menjarah alam




jangan salahkan musim
jangan salahkan dingin menggigil
atau panas yang kian menyengat
karena dia adalah korbannya




kesombongan kita telah merenggut harmoni alam semesta
membuat porak poranda kala persada kian renta




***
Kudus_Solo, Kamis, 17 Juli 2014
Dinda Pertiwi & Suko Waspodo

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun