Perpustakaan yang sering disebut sebagai "jantung", artinya mempunyai peran sangat penting, karena ketika ketika fungsi jantung berhenti setaknya berarti "mati". Ketika ada orang yang "menganggap" perpustakaan tidak perlu karena sudah ada internet, yang bisa diakses kapan, dimana, dengan cepat, murah, tanpa birokrasi. Anggapan demikian tersebut sah-sah saja, di negara yang demokrasi ini tidak ada larangan untuk berpendapat dan menyampaikan aspirasi. Ketika semua orang sudah memiliki "gadget", semua informasi sudah ada dalam genggam tangannya, yang dapat diakses saat dibutuhkan. Tinggal klik "mesin pencari/
search engine", mbah "
google" menjadi andalan utama penyedia semua informasi yang dibutuhkan. Mereka "beranggapan" bahwa apa pun informasi yang ada di situs itu sudah sangat benar, tanpa perlu melihat kapasitas dan kapabilitas penulisnya. Padahal informasi yang didapat ternyata tidak sehat, membingungkan, tidak lengkap, hasil "plagiat"(
copy paste pendapat orang lain yang diakui milik sendiri, atau tidak menyebutkan sumber aslinya).
KEMBALI KE ARTIKEL