Sebuah benda kering menghantam kaca helm, entah apa, cukup mengagetkan. Peringatan langit, agar saya konsentrasi pada jalanan yang dilewati. Walaupun aspal mulus mendominasi, sesekali di beberapa titik kelupasnya tak bisa ditampik. Berliku-liku, naik turun bergelombang dengan suguhan ragam pemandangan. Sebersit keinginan untuk mencari tahu keberadaan reservoir waduk Beton Ponjong mengalahkan rasa enggan dihati. Siang yang panas di pengujung bulan Agustus 2021 bukan halangan yang berarti. Walau sengatannya membuat kulit berdenyut, tidak jadi soal. Mengandalkan Google maps malah menuntunku memperoleh jalur baru. Tidak semuanya, karena beberapa batang jalan pernah saya arungi. Sebuah nostalgia penjelajahan.