Dalam kesendirian malamnya, ia masih tersedu menangisi nasib yang menimpa. Semerbak suara angin membawa wewangian bunga dari kuburan. Sudah lama memang jasadnya seakan dibiarkan hidup padahal sudah ingin mati. Dengan segala daya dan upayanya ia terperangah naik ke kursi roda. Kakinya yang kuat menopang badan harus dibantu dengan kursi yang dapat berjalan mengantarkan cita-citanya mencapai tujuan. Rana, seorang perempuan yang terlahir sempurna dengan segala ketulusannya menjaga perempuan yang paling berjasa didalam hidupnya. Sejak kepergian ayahnya, Rana menjadikan tulang punggungnya semakin kokoh untuk mengais rejeki disekitaran Stasiun. Ibu Rana masih terdiam tanpa kata di tempat tidur.
KEMBALI KE ARTIKEL