Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pelakor

11 Juni 2021   10:31 Diperbarui: 11 Juni 2021   10:31 96 2
Pelakor

kusapa dikau puan pelakor bermodalkan mulus bodi seksi tapi sereceh uang koin

Rambut pirang wajah oval bibir merah bak delima merekah
Dengan kain pembalut kulit glamor,kurang bahan  lagi transparan

Lemah gemulai lenggokmu memburu mangsa diladang perburuan bersenjatakan kata-kata manis

Boleh kutanya ? apa gerangan yang membuatmu begitu ambisius?
Merampas pria dari hangat peluk ku
 
Hei perempuan-perempuan jalang yang durjana
Bertepongkan kemunafikan belaka

kau telah  menghancurkan singgasana  istana yang kubangun bertemankan air mata

Kenapa harus dia yang kau buruh?

Apa tak ada mangsa lain yang lebih berkualitas priaku itu ?
Hingga kau seperti kehilangan akal

Entalah apa dan bagaimana dengan istanaku sekarang

Perempuan yang kupikir adalah makhluk paling mulia ternyata nihil
Semua itu hanya slogan murahan

Dia adalah binatang liar yang sedang jinak bersama pria ku
dengan mulut berbisa bak ular cobra

Merengek minta diberi asupan nutrisi  cinta dengan mengobral untaian kata absurd
Menjijikan sekali

Membutahkan segalanya biar priaku terbuai dan terjatuh dalam peluk nya

Sungguh keji dan  tak bermoral
 
Wahai puan  pelakor bermodalkan paras ayu  dan lekukan bernuansa gairah mengundang syahwat

Berpayung dusta bertopeng kemunafikan  berusaha mengambil dekapan hangat priaku itu

Ingin rasanya daku menghunus pedang, menikam lambung dan menghancurkan otak kotormu

Biar tak akan ada lagi perih yang tercipta olehmu sebagai penyebab luka lebam di hati yang tak berkesudahan

Bandung,11 Juni 2021
@MataPenaMay

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun