Peserta yang mayoritas berusia remaja diberikan pemahaman mengenai risiko pernikahan usia dini, seperti tingginya angka putus sekolah, kesehatan reproduksi yang belum siap, hingga dampak ekonomi yang dapat berpengaruh pada kualitas hidup keluarga di masa depan. Melalui pendekatan yang interaktif, para siswa aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap materi yang disampaikan. Ketua tim KKN PMD Unram menyampaikan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan edukasi berbasis pencegahan, mengingat tingginya angka pernikahan usia anak di Lombok Timur. "Kami berharap program ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membangun kesadaran anak-anak muda tentang pentingnya merencanakan masa depan yang lebih baik," ujarnya. Sekretaris Desa Lenek Duren mengapresiasi kegiatan ini sebagai langkah positif yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi muda di desa tersebut. "Kami berharap kegiatan sangat membantu, khususnya anak-anak, untuk lebih memahami pentingnya pendidikan dan pengambilan keputusan yang tepat di usia muda," ungkapnya.
Program sosialisasi ini diakhiri dengan sesi diskusi kelompok dan pembagian materi edukasi dalam bentuk leaflet yang mudah dipahami. Para peserta juga diajak untuk membuat komitmen pribadi dalam bentuk tulisan sebagai bentuk kesadaran akan pentingnya melanjutkan pendidikan dan menghindari pernikahan dini. Melalui kolaborasi ini, KKN PMD Unram dan KKN IAIH NW Lombok Timur menunjukkan bahwa sinergi antarinstansi pendidikan dapat menciptakan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat, khususnya dalam membangun generasi muda yang lebih sadar dan teredukasi.