Jangan tanya padaku perihal senja yang senyumnya tak lagi kau dapat
Jangan tanya padaku perihal senja yang pergi begitu cepat
Aku tak tahu perihal rahasia apa yang ada di pikirannya
Ia menyimpan di dalam ingatannya dan menguncinya dengan sangat erat
Perihal senja yang kedatangannya selalu kau sambut
Menyelipkan seutas kertas dengan tanda nama berwajah kecut
Dan dia menitipkan pesan terakhir padamu
"Duhai kekasih yang pernah aku titipkan bahagia. Terimakasih karena telah membalasnya. Aku sampaikan padamu, waktu adalah jawaban dari sebuah kepastian. Bertahun-tahun sudah aku menanti, tapi tak ada janji suci yang kau beri. Kini, tiba waktunya aku untuk pamit dan berbahagialah tanpa diriku."
Duhai air mata, janganlah ragu untuk jatuh dan berdoalah
Tuhan akan selalu ada bersama kita dan bersabarlah
Perihal senja yang kini kau harap
Sudah saatnya ia hirap dan tak lagi kau anggap
Sri Ardana. Medan, 11 Agustus 2021