Indang membuka jendela rumah Tongkonan, matahari belum terbit menghadirkan semilir angin dingin bertiup menabrak wajahnya. Perempuan muda itu sibuk melipat selimut teronggok di tempat tidur. Bau harum
sayur tuttu (sayur daun singkong khas Toraja) dan ikan kering goreng menabrak cuping hidung Indang. Bebauan ajaib itu sontak menimbulkan rasa lapar luar biasa. Selepas merapikan kamar tidur, Indang duduk dekat jendela yang berada dalam kamar
Indo' (ibu). Dibiarkannya hembusan angin kembali membelai wajahnya dan menebar hawa dingin ke dalam kamar. Ini adalah angin musim kemarau yang merangsang terbentuknya bunga mangga. Indang teringat pesan
Indo', penanda khas tiba musim kemarau adalah mekarnya bunga mangga saat dinihari. Indang menutup mata menghirup hawa dingin dan  mengingat masa kecilnya bersama
Indo'. Mereka sering menghabiskan waktu mengobrol bersama di ambang jendela sambil melihat pemandangan hijau di depan mata.
KEMBALI KE ARTIKEL