Rasanya aku seperti bermimpi menggenggam tiket pesawat Malaysian Airways rute Jakarta -- Kuala Lumpur -- Amsterdam dan berdiri di pintu keberangkatan Soekarno Hatta International Airport. Kulihat lagi koper dan ransel yang siap menemani perjalananku melintas benua. Aku menghela nafas sambil menyebut asma Allah. Terbayang jelas kejadian beberapa hari sebelumnya, ibu mertuaku telah berlinang air mata melarang kepergianku ke negeri Kincir Angin karena telah terjadi insiden mengerikan. Saat itu pesawat MH 17 meledak terkena rudal di atas langit Ukraina. Aku menggenggam erat tangan keriput beliau dan menenangkan bahwa semua akan baik-baik saja. Aku meminta doa restunya supaya segera kembali ke rumah dengan selamat dan berkumpul kembali seperti sediakala. Air mataku menggenang dan hatiku terasa sangat bahagia. Terucap jutaan rasa syukur karena doaku telah diijabah oleh Allah Subhana Wa Ta'ala. Aku telah diberikan rezeki dan kesempatan meningkatkan kompetensiku ke negeri bersalju tempat almarhumah nenek buyutku tidur dalam keabadian.
KEMBALI KE ARTIKEL