Waktu seakan terhenti pada titian
Ringkih hayati dalam bingkai kenangan
Rongga dada sesak dengan asa yang pernah tersimpan
Perempuan itu menepi di ujung sepi
Meringkuk dalam peluk gigil hati
Ciptakan syair meluapkan rindu yang tak pernah mati
Walau kini langkahnya terhenti
Lelaki yang dulu penuh pesona dan damba
Hilang melayang tergoda bunga lainnya
Ciptakan ruang hampa dalam dada
Melukis dinding-dinding lara
Masih adakah pelangi esok pagi hilangkan temaram?
Perempuan itu kian diam membungkam
Tetiba hembusan kencang angin malam hari menampar tembok frustasi
Sadarkan dia bahwa hidup harus tetap dijalani