Orang Lamakera merupakan nelayan ulung yang memulai tradisi perburuan paus biru dengan hanya memodalkan tombak atau bahasa setempat disebut gala, dengan bertelanjang dada melesat di atas ganasnya samudera daan panasnya terik matahari. Konon, para lascar dari Desa Lamakera inilah yang memulai tradisi perburuan paus yang kemudian diikuti oleh masyarakat desa serumpunnya Lamalera di Selatan Pulau Lembata. Tradisi berburu paus di Lamakera sudah dilakukan sejak lama, jauh sebelum masyarakat Lamalera. Sayangnya perburuan paus yang dilakukan oleh warga Lamakera tidak pernah diliputi/diekspos oleh media massa sehingga tidak diketahui khalayak ramai. Selain itu, paus yang diburu warga Lamakera juga berbeda dengan paus yang diburu warga Lamalera. Warga Lamalera memburu paus sperma (Physeter macrocephalus) yang ukurannya lebih kecil, sedangkan warga Lamakera memburu paus biru (Balaenoptera musculus) yang ukurannya jauh lebih besar, panjangnya bisa mencapai puluhan meter. Pemburuan paus biasanya dilakukan dari bulam Mei sampai Oktober karena pada bulan-bulan tersebut paus biasanya muncul di perairan sekitar Pulau Solor.
Untuk mencapai Desa Lamakera, memang butuh sedikit perjuangan. Dari Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur, dapat ditempuh dengan kapal motor selama sekitar dua jam bisa juga dengan kapal motor turun di Waiwerang, Kota Kecamatan Adonara Timur, di Pulau Adonara, baru menumpang perahu kecil atau sampan menuju perkampungan Muslim di ujung timur Pulau Solor itu.
Di desa Lamakera telah berdiri sebuah bangunan masjid nan megah bernama Al-Ijtihad. Bangunan masjid itu memiliki sejumlah menara yang menjulang tinggi sekitar 45 meter menghadap ke selat sempit antara Pulau Solor, Lembata dan Adonara. Mesjid Al-Ijtihad Lamakera ini dibangu dengan dana swadaya masyarakat muslim setempat sejak tahun 2012. Mesjid ini mempunyai tujuh pintu, dan masing-masing pintu diberi nama sesuai nama tujuh suku yang ada di Lamakera, yaitu Lewoklodo, Ema Onang, Kiko Onang, Kampung Lamakera, Hari Onang, Lewerang, dan Kuku Onang.
Jauh sebelum islam masuk di Tanah Solor, kepercayaan nenek moyang masyarakat Lamakera umumnya adalah animisme, seperti kawasan Indonesia pada umumnya. Lamakera yang terletak di ujung timur Pulau Solor itu adalah tempat yang paling banyak dikunjungi para pedagang dan pelaut islam dan merupakan salah satu tempat di NTT yang paling awal menerima masuknya agama Islam. Karena di Lamakera terdapat ikan pari manta yang di dunia hanya terdapat dua tempat dan salah satunya ada di Indonesia yakni di Lamakera dan sekarang dalam pendamping Yayasan Misol dari Amerika Serikat.