Jadi sebenarnya apa "resiko sistemik" itu??
Literatur perbankan mendifinisikan"resiko sistemik" secara beragam. Setau saya, Kaufman dan Scott (dari Loyola University dan Stanford University) memaparkan dengan lengkap konsep resiko sistemik ; begini kata mereka :Systemic risk refers to the risk or probability of breakdowns in an entire system, as opposed to breakdowns in individual parts or components, and is evidenced by comovements (correlation) among most or all the parts. Thus, systemic risk in banking is evidenced by high correlation and clustering of bank failures in a country, a number of countries, or globally. Systemic risk may also occur in other parts of the financial sector - e.g., in securities markets as evidenced by simultaneous declines in the prices of a large number of securities in one or more markets in a country or across countries. Systemic risk may be either or both domestic and transnational.
Efek berantai ini yang sangat ingin dihindari oleh bank sentral atau otoritas keuangan. Mengapa? Satu bank yang collapsed tidak hanya bisa mempengaruhi bank-bank lain, tapi juga bisa mempengaruhi kepercayaan masyarakat sehingga orang mulai tarik dana di bank-bank. Itu sebabnya, pengertian "resiko sistemik" biasanya mengacu pada bank-bank yang "too big to fail". (Walaupun regulator enggan mengakui hal ini). Di Amerika, misalnya, FDIC (Federal Deposit Insurance Corporation) diijinkan menyimpangi peraturan "least cost resolution" kalau yang bermasalah adalah bank beresiko sistemik. Artinya, kalau pemimpin FDIC dan the Fed (termasuk juga menteri keuangan dan Presiden Amerika) sepakat menetapkan bank beresiko sistemik, FDIC harus menyelamatkan bank itu.
Tapi, di Amerika, penyelamatan bank beresiko sistemik tidak harus melalui FDIC. Bank atau institusi keuangan tersebut bisa diselamatkan oleh konsorsium bank-bank lain (konon penyelamatan melalui konsorsium sudah jadi tradisi di Amerika sejak jaman JP Morgan masih hidup kira-kira tahun 1900 an). Dengan kata lain, dalam praktek, bank beresiko sistemik tidak harus bank terbesar. Tapi cukup bank yang “berperan penting” di pasar uang.
Contohnya, Long Term Capital Management (LTCM) yang default pada tahun 1998. LTCM bukan bank terbesar (sebetulnya LTCM adalah hedge fund); tapi LTCM adalah pemain penting di pasar derivatif. Perusahaan ini bisa memberikan return ke investor sampai 40% per tahun. Makanya banyak yang jadi nasabah. Tapi pada tahun 1998 kena imbas krisis ekonomi di Rusia. Transaksi derivatif yang dilakukan dan dikaitkan dengan obligasi pemerintah Rusia merugi. Waktu itu pemerintah Rusia mendevaluasi ruble dan menyatakan moratorium pembayaran kewajiban-kewajibannya, karena imbas krisis moneter Asia. LTCM akhirnya diselamatkan oleh konsorsium bank-bank besar di New York. Konsorsium itu diprakarsai Fed New York; tidak menggunakan uang negara/rakyat (public funds), tapi uang 14 bank peserta konsorsium (yang juga nasabah LTCM).
Uniknya, walaupun tidak menggunakan uang publik, kebijakan the Fed ini tetap dikritik tajam oleh pengamat dan anggota Kongres (The House Committee on Banking and Financial Services). Mereka mempertanyakan, kenapa bank sentral harus ikut campur memprakarsai penyelamatan LTCM; mengapa tidak dibiarkan diselesaikan oleh pasar? Apakah ketakutan the Fed (kalau membiarkan LTCM gagal) akan terjadi?
(Menurut saya, bagaimana LTCM -the darling of Wall Street waktu itu- "diselamatkan" oleh the Fed New York cukup menarik untuk dibandingkan dengan "penyelamatan" Century oleh BI).
Kembali ke resiko sistemik bank Century...apapun konsep yang dirujuk BI/KSSK, kualitatif, judgment, subyektif atau kuantitatif…toh sudah terlanjur dibailout. Sekarang tinggal ributnya…
Referensi Kaufman & Scott http://sba.luc.edu/research/wpapers/001202.pdf
(Selesai)
Versi yang lebih panjang lebar, membosankan dan ngelantur ada di http://grundelanbankcentury.wordpress.com/