Selepas berbuka dan sholat magrib kami pergi ke Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) di ruang anak di kota kami. Bayi mungil itu tangannya diperban, melihatnya kami menjadi terenyuh, bayi sekecil itu harus merasakan sakit disuntikan alat untuk memasukkan obat.
Menurut ibunya sebutlah namanya Marni awalnya dia melihat ada semacam darah berbentuk benang-benang halus dan berlendir dari (maap) "eek" bayinya. Melihat itu dia dan suami segera melarikan ke dokter anak. Setelah diperiksa dokter anak mendiagnosa bayi mungil bernama Diyah itu menderita gejala disentri dan harus dirujuk ke rumah sakit dan menginap selama 3 hari agar penanganannya maksimal.
Disentri pada bayi umumnya disebabkan oleh si ibu yang tidak berprilaku hidup bersih dan sehat, seperti lupa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap menangani bayi karena tangan bisa saja terkontaminasi oleh kuman, puting susu ibu yang tidak higienes karena disebabkan diantaranya memakai BH yang tidak diganti-ganti atau mandi yang tidak bersih, sumber air bersih di rumah yang mengandung kuman, dan lain sebagainya.
Disarankan setiap membersihkan "eek" bayi tangan dicuci dulu sebelum menyusui bayi, selalu membersihkan puting susu ibu setiap akan menyusui, dan mengutamakan kebersihan ibu dan keluarga yang dekat dengan bayi.
Sedangkan efek dari disentri pada bayi ini jika tidak ditangani dengan cepat akan menyebabkan bayi kekurangan cairan, mencret berkepanjangan yang disertai darah dan bisa berujung kepada kematian. Jika cepat dibawa ke Dokter anak atau Rumah sakit biasanya dokter akan memberikan antibiotik sesuai dengan hasil diagnosa bayi, biasanya antara 3 - 5 hari dengan penanganan serius.
Demikianlah sedikit pengalaman dari hasil berbagi kisah dengan ibu-ibu yang pernah punya pengalaman dengan bayi yang menderita disentri. Semoga teman-teman kompasiana bisa menambahkan.....:-)