Memandang di kejauhan, kutemukan di ujung awan cintaku bertaburan dalam butiran-butiran bening. Di pantai ini ombak sangat mengerti diriku, bahkan dia diam seribu nada jika hatiku dilanda sejuta badai. Baru kusadari ternyata badai di hatiku itu gemuruhnya lebih dasyat dari lautan, dan menghadapi badai dengan frustrasi itu merusak diri. Itulah sebabnya aku mesti belajar menjadi romantis dan ternyata menjadi romantis itu seperti mendengarnya gemuruh di dada dalam alunan melodi hujan dan gemuruh lautan.
KEMBALI KE ARTIKEL