Malam itu sebuah keluarga sedang merayakan pertemuan mereka disebuah restoran, mereka ingin bersantai menikmati udara malam sambil mendiskusikan hadiah perjalanan yang diperoleh oleh sang Ayah.
Mata keluarga ini terhenyak ketika ada sebuah berita yang menayangkan keadaan yang kontradiksi dengan apa yang sedang keluarga ini alami. Ketika mereka sedang menikmati makanan berlimpah, berita di televisi menayangkan para anak-anak korban pengungsi yang sedang berjuang berebut paket makanan, paket yang seharusnya diperuntukan untuk satu orang itu direbut oleh beberapa orang. Mie instan tanpa dimasak di cuil-cuil dibagikan lebih dari satu anak, sangat berbeda dengan pemandangan yang ada diatas meja mereka.
Diskusi berubah, bukan membicarakan suatu liburan tetapi bagaimana mereka bisa datang ke lokasi pengungsian, membantu apa yang bisa dibantu. Dengan dukungan seluruh keluarga dan beberapa teman yang bisa dihubungi dan setuju dengan rencana mereka maka, berangkatlah mereka membawa bantuan tanpa melalui pemberitaan langsung ke lokasi, yang diberitakan dalam televisi.
Apa yang ada dilapangan sangat jauh berbeda dengan apa yang ada dilokasi, begitu situasi yang tidak bisa diperkatakan, yang membuat mereka mengambil sikap untuk mengambil dan merawat beberapa anak pengungsi untuk bisa memeroleh penghidupan dan pendidikan yang lebih baik.