[caption id="attachment_175983" align="alignleft" width="300" caption="dok. Petrus Purnama"][/caption]
Beberapa waktu lalu, saya menyempatkan diri beranjangsana dengan komunitas orang jalanan diseputar Kali Code (Menggugah Empati Bukan Sekedar Simpati).
Saya pun menyempatkan diri mengabadikan perumahan seputar kali code, yang tertata rapi dan bersih. Sungai Code mengalir dengan lancar dan terlihat bersih dari sampah tidak seperti sungai yang biasa mengalir di kota-kota besar. Saya teringat seorang tokoh budayawan Indonesia yang mempunyai andil cukup besar dalam menata lingkungan dibantaran kali Code.
Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, lebih dikenal dengan sebutan Romo Mangun, terlahir di Ambarawa, Semarang,
6 Mei 1929, dan wafat di Jakarta
10 Pebruari 1999 ketika sedang berbicara pada sebuah seminar, dalam usai ke 69 tahun. [caption id="attachment_176000" align="alignright" width="181" caption="id.wikipedia.org"][/caption] Selain sebagai seorang penulis (Novel yang terkenal berjudul
Burung-burung Manyar , mendapatkan penghargaan
Ramon Magsaysay 1996), beliau juga seorang arsitek yang mumpuni, disebut sebagai
Bapak Arsitektur Modern Indonesia. Kontribusinya dalam menata kawasan kali code membuat beliau mendapatkan penghargaan dibidang arsitektur, Aga Khan Award. Kali Code yang membelah kota Yogyakarta, dahulu merupakan kawasan yang kumuh dan warga pinggir kali code sempat mendapat tekanan untuk dilakukan penggusuran. Romo Manggun sebagai pembela wong cilik, menggembangkan pemukiman yang tertata rapi hasil rancangan beliau. Warga code juga mulai diedukasi untuk dapat menjaga bantaran kali, sehingga tetap terjaga kebersihannya. [caption id="attachment_176011" align="alignleft" width="300" caption="dok. Petrus Purnama"][/caption] Saya melihat wujud nyata dari apa yang sudah dikembangkan oleh
Romo Mangun, terlihat kawasan ini tertata rapi dan bersih, debit air sungai tidak lagi terlihat kotor. Kesadaran warga bantaran kali juga memberikan sumbangsih yang besar, dengan tumbuhnya komunitas-komunitas yang peduli atas kebersihan dan keindahan sungai code. Sebutlah program
Code River Walk yang dimulai tahun 2007, dimana adalah program pariwisata yang memanfaat kali code sebagai salah satu iconnya. Para warga bantaran sungai Menyambut dengan antusias, mengadakan kerja bakti dan penghijauan kawasan code. Kebiasaan membuang sampah warga code pun sudah berubah tidak lagi memanfaatkan kali code sebagai tempat sampah raksasa. Warga juga mulai membiasakan untuk bisa menegur warga kota yogya yang masih memanfaatkan kali code sebagai tong sampah, yang biasa membuah sampah ketika malam hari dari jembatan-jembatan yang membelah kali code. Program kebersihan kali code juga mendapat dukungan dari civitas akedemika, dengan meluncurkan suatu program : “
Nol Sampah Sungai Code Tahun 2010” dengan harapan bahwa kali code bisa menjadi salah satu percontohan untuk program kali bersih di Indonesia. beberapa perguruan tinggi yang terlibat diantaranya adalah : UGM, UAJY, UII, STPMD APMD, dan Poltekes. Saya yakin
Kali Code akan menjadi salah satu wilayah yang menjadi salah satu keunikan tersendiri bagi kota Yogyakarta dan pada saatnya akan menjadi salah satu wisata air di kota ini. Karena antusias warga untuk tetap menjaga apa yang sudah dibangun oleh
Sang Romo.
Jejak pengabdian beliau terekam dengan baik di bantaran Kali Code. Go Green Salam Kompasiana.
KEMBALI KE ARTIKEL