[caption id="attachment_152792" align="alignleft" width="300" caption="gunkz12.wordpress.com"][/caption] Siapa yang tidak kenal dengan kota Yogyakarta, kota yang mempunyai berbagai julukan, Kota Budaya, Kota Pendidikan, Kota Gudeg dan julukan lainnya. Kota ini juga menjadi 'Hits' ketika ada berita miring mengenai kegiatan sex diluar nikah yang marak diberitakan oleh media, bahkan survey dilakukan untuk mendukung berita tersebut. Kota ini adalah kota yang menjadi salah satu kenangan dalam mengukir kehidupan saya, karena saya mengenal kota ini sejak memasuki bangku kuliah, sampai dengan menikah dan mempunyai anak. Kota yang banyak memberikan inspirasi banyak orang, kota yang sudah menghasilkan banyak ilmuan, politisi, dan sejarah di Negeri ini. Sebutlah lagu "Yogyakarta" karya KLA Project menjadi kenangan tersendiri bagi semua orang yang pernah terkoneksi dengan kota ini. Kota ini juga menjadi salah satu Daerah Istimewa di Indonesia, yang mempertahankan budaya Keraton Yogyakarta. [caption id="attachment_152789" align="alignright" width="300" caption="otakiphan.files.wordpress.com"][/caption] Awal saya memasuki kota ini, masih terasa nyaman , udara masih begitu segar, dan dingin. Saya harus memakai selimut untuk menutupi badan, karena kedinginan waktu malam menjelang. Waktu itu sepeda menjadi kendaraan favorit para mahasiswa dan buruh, disamping bis kota , memang ada beberapa yang menggunakan sepeda motor. Seiring berjalannya waktu, kota ini menjadi kota yang semakin panas, polusi udara terasa sekali. Zaman sudah berubah, sepeda sekarang sudah ditempeli motor alias sepeda motor. Data pemakai sepeda motor nasional meningkat tajam di tahun 2010 seiring kondisi krisis global yang menyebabkan angka penjualan sepeda motor meningkat. Demikian juga dengan kota Yogyakarta, jalanan sesak dipadati pengendara sepeda motor, bahkan kemacetan jalan dititik tertentu kerap terjadi, ketika jam berangkat atau pulang kerja. Seperti di persimpangan jalan Gejayan - Ring Road Utara, Persimpangan Tugu, Bawah rel kereta api kearah Jalan Malioboro. Sekarang pengguna 'sepeda ontel' harus berhati-hati kalau berada dijalanan, syukur kota ini sudah menerapkan jalan sepeda sehingga mengurangi sedikit kekuatiran mereka. Pengendara mobil juga harus bersabar dengan para pengendara sepeda motor yang terkadang tidak memiliki aturan di jalan. Kota ini boleh dikatakan menjadi
kota sepeda motor. Kota yang penuh dengan sepeda motor, yang menjadi transportasi andalan kebayakan mahasiswa dan para pekerja. [caption id="attachment_152795" align="alignleft" width="300" caption="www.travel-earth.com"][/caption] Tetapi menurut saya kota ini, Yogyakarta, masih merupakan tempat nyaman, karena kemacetan yang terjadi tidak begitu lama, bisa mencari jalan alternatif sehingga masih bisa melalui titik kemacetan. Mudah mencapai ke beberapa tempat dengan begitu cepat. Masih bisa makan di angkringan atau makan gudeg di emperan toko dimalam hari. Masih bisa menikmati beberapa jajanan pasar atau makanan tradisional khas Yogya. Masih bisa naik becak atau andong. Masih menjadi kota favorit untuk tinggal semasa pensiun, kota yang mudah dalam pengadaan ijin bisnis. Kota yang masih banyak dikenang oleh sebagian Kompasianer. Kota yang sedang berupaya mengembalikan kejayaan sepeda dengan program segosegawe, sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe, sepeda untuk sekolah dan bekerja. Coba kenang lagu berikut ini sambil membayangkan kotaku ini :
Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu Nikmati bersama suasana Jogja Di persimpangan, langkahku terhenti Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera, orang duduk bersila Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu Merintih sendiri, di tengah deru kotamu ... ("Yogyakarta", Album Dekade, KLA Project) Salam Kompasiana
KEMBALI KE ARTIKEL