[caption id="attachment_144619" align="alignleft" width="249" caption="sumber : i.okezone.com"][/caption]
Industri UKM di negeri ini adalah industri yang tahan banting ketika resesi dunia terjadi, dan industri yang cepat pulih. Kendala terbesar industri UKm di negeri ini adalah kurangnya campur tangan pemerintah dalam mendesign suatu mekanisme yang baik antara industri besar dan UKM. Salah satu industri UKM yang banyak dilakukan di Indonesia adalah industri tradisional Pembuatan Tahu dan Tempe. Makanan yang boleh dikatakan
favorite baik oleh kalangan tidak mampu maupun 'orang gedongan'. Permasalah di industri UKM ini adalah mulai dari bahan baku kedelai yang ternyata masih banyak di import dari negara lain, Indonesia sendiri masih kurang memproduksi kedelai berkualitas baik, sehingga para pengusaha lebih suka memakai produk kedelai import. Masalah lain adalah dari sumber energi untuk memasak, kenaikan biaya BBM akan sangat berpengaruh pada produksi industri UKM pembuatan Tahu ini. Dan yang terakhir adalah masalah limbah yang di hasilkan oleh industri ini , karena kebanyakan para pengusaha ini adalah dari kelas industri rumah tangga, yang tidak mampu untuk membiayai proses pengolahan limbah yang baik. [caption id="attachment_144620" align="alignright" width="300" caption="Sumber :
http://www.ashdenawards.org/biogas"][/caption] Kemajuan teknologi sekarang ini bisa diadaptasikan untuk memberikan suatu solusi bagi para pengusaha pembuatan Tahu dan Tempe, disamping penggurangan biaya energi / BBM juga adanya perubahan lingkungan yang nyaman dan tidak tercemar. Peran serta swasta, pemerintah dan masyarakat lagi-lagi, sangat dibutuhkan. Program
bio-energy sudah mulai menjadi isue menarik sekarang ini, negara lain yang sudah memulai adalah India. Program-program biogas sudah banyak diterapkan baik dari kotoran ternak bahkan limbah dari kotoran manusia . Memang negara-negara tropis seperti Indonesia, sebenarnya sangat kaya akan energy alternatif, baik biogas, biofuel, energi matahari, energi ombak, energi angin. Penerapan energi alternatif berbasis lingkungan hidup inilah yang bisa diterapkan salah satunya untuk industri UKM pembuatan Tahu. Program-program percontohan sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh beberapa individu UKM sendiri ataupun oleh beberapa LSM dan pemerintah daerah. Kendala terbesar dari penerapan energy alternatif ini adalah kurang informasi dan inovasi dari biodigester yang terjangkau oleh para pengusaha. [caption id="attachment_144628" align="alignright" width="300" caption="sumber : beritaseni.com"][/caption] Seperti beberapa ulasan berita mengenai pemanfaatan Limbah industri Tahu di daerah Tegal. Badan Lingkungan Hidup setempat sudah mulai menerapkan teknologi skala besar dalam proyek IPAL kota khusus untuk menampung limbah industri tahu (
http://www.antarajateng.com/detail/index.php?id=16630) Industri tahu di Sragen juga sudah mendapatkan manfaat dari pengolahan limbahnya. Dalam sehari produksi tahu diperkirakan membutuhkan 180 kg kedelai yang akan menghasilkan limbah cair sebesar 2.160 liter, limbah sebesar itu akan diproses dalam biodigester menjadi gas methane, menghasilkan sekitar 4000-6000 kilokalori / meter kubik. Energi tersebut cukup untuk menyalakan tungku besar pemasak tahu dan sebuah petromak, sehingga bisa menghemat sekitar Rp. 44.000 biaya bahan bakar yang biasanya dikeluarkan perharinya . Proses akhir dari biodigester bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik. (
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/01/20/48098/Manfaatkan-Ampas-Tahu-untuk-Hasilkan-Bahan-Bakar) [caption id="attachment_144624" align="alignleft" width="228" caption="seumber : www.mtmdrains.co.uk"][/caption] Menurut Tim Pengembang Teknologi Biogas UGM, ada 4 type bio-digester yang sudah dikembangkan untuk program pedesaan di wilayah Bantul, Yogyakarta. Beberapa Type itu adalah :
Fixed Dome (Model China),
Congcrete Tunnel,
PE Plantic Tunnel dan
PVC Fiber Tunnel. (
http://www.engineeringtown.com/home/teenagers/index.php?option=com_content&view=article&id=171:bio-digester-berkembang-di-bantul-dan-klaten&catid=60:inovasi-teknologi&Itemid=86)Inovasi dari peneliti inilah yang bisa membantu menciptakan teknologi yang tepat guna dan berbiaya murah. Akhir kata, banyak sekali cara untuk bisa membuat industri UKM maju dan berwawasan Lingkungan, asalkan semua informasi bisa sampai kepada pelaku UKM, peran serta Pemerintah sangat besar untuk bisa memberikan insentif pembanggunan biodigester khususnya. Sehingga para pengusaha ini makin bisa tumbuh dan bisa menjadi produk eksport (
seperti Keripik tempe yang sudah di eksport keluar negeri) Go Green -Be Smart Entrepreneur -
KEMBALI KE ARTIKEL