Mengingat bahwa situasi memang seperti ini maka dengan sangat terpaksa memang tidak bisa diikuti saat itu kembali ke rumah dengan tangan kosong tidak ada solusi bebrapa hari kemudian mulailah bermunculan para juru tagih ke rumah sahabatku tersebut, meski sudah dijelaskan akan dibayarkan tetapi tekanan dan ketidak profesionalisme muncul dari mulai datang dengan pakaian kaya preman kaos , kaca mata hitam celana dekil bak intel gadungan , muka sok galak, kalimat yang bernada menekan dan ini jauh dari tampang keren yang semestinnya terus dijaga oleh otoritas bank tersebut.
Menginggat sahabat saya berniat baik maka berusaha tetap menjalin komunikasi dan tetap membayar sesuai kemampuan , namun apa dikata tekanan, disertai gaya preman dan gaya seperti yang punya bank dan mimiliki otoritas tinggi di bank tersebut, padahal saya tahu mereka itu orang bayaran saja .......dan kondisi ini telah membuat sahabat saya tertekan sangat tertekan ......hemmm bank tersebut lupa ya sudah menerima bunga sekian lama kurang lebih 7 tahun hanya karena kondisi ketidak mampuan akan tetapi tetap akan membayar dengan kemampuan yang ada kok sulit seakan akan kata manis dan janji manis hanya bualan........senang bersama sakit masing masing mungkin gitu bahasannya...luar biasa begitu bobroknya pelayanan perbankan di Indonesia, yang mungkin paling sangat menjijikkan adalah tekanan gaya premanisme yang dilegalkan artinya kenapa sih harus menggunakan para preman berkedok juru tagih yang tidak sekolah yang tidak memahami bahasa dan memiliki ilmu negosiasi??.... kenapa musti menggunakan pakaian yang berkesan angker ?? tidak rapih seperti customer servis di depan atau teller yang terima uang padahal sama- sama nasabah ..dan kenapa bank hanya memikirkan uang masuk tanpa melihat niat baik...padahal kita sama- sama tahu begitu banyak uang bangsa ini yang terambil cuma - cuma oleh para nasabah jahat alias koruptor dan ternyata bank tidak mampu mengejar....kasian banget ya.
- Satu yang dapat saya simpulkan dari kondisi sahabat saya tersebut, kalau anda tidak memiliki kartu kredit sebaiknnya tidak usah memiliki! atau gunakan hanya untuk kepentingan emergency,
- yang kedua kalau anda memiliki masalah ketidak mampuan bayar, anda bisa datang ke bagian yang menangani tapi jangan kaget tempatnya jauh dari istimewa bahkan sekedarnya (maklum berhutang) jangan percaya dengan trik mereka karena mereka bekerja berdasarkan target jadi keinginan para petugas tersebut adalah keinginan berdasarkan target bukan solusi yang didapat dari hasil pembicaraan hemm.... mereka dapat komisi lho kalau target tercapai dan lagi jahatnya karena kejar target dan komisi sisi mencari solusi hilang,
- ketiga kalau mereka menekan melalui telp mereka tidak pernah gunakan nama asli jadi kalau memarahi dan mengancam mereka bukan pemberani coba saja anda datang cari gak akan ada mereka menggunakan nama palsu atau nama udara, abaikan saja hanya bikin parno anda,
- keempat kalau anda menemukan petugas colection yang menggunakan hati bicaralah tentang kesulitan anda, tapi kalau ketemu petugas yang menggunakan otot lupakan saja tidak berguna berdebat hanya menghabiskan energi saja.
- kelima jangan menjanjikan apapun , jangan menanda tangani apapun kalau memang kita belum mampu,
- keenam kalau sudah kelewatan yaa kabur saja gak usah dibayar nanti kalau ada uang baru bayar karena hutang tetap hutang kita harus tetap yang pasti untuk apa anda melayani para preman yang pasti anda tidak berhutang keorang tapi ke lembagannya jadi jangan biarkan, karena untuk memenuhi target individu pegawai bank yang konyol anda harus dimaki- maki.
- ketujuh wahai para boss bank dan pejabat BI atau YLKI sudah saatnya menghentikan cara - cara premanisme didalam melakukan penagihan kartu kredit saya yakin kalau para pengguna yang macet di berikan kesempatan maka mereka akan bayar dengan kemampuannya, memang tidak semua ada yang niat jelek nahhhhh yang punya niat buruk baru deh tu bank keluarin pasukan preman yang menjadi detasement penagih kartu .