Semilir angin berhembus menembus kulit. Dinginnya udara seolah memenuhi rongga dada dan membekukan ingatanku tentang dirimu. Beku setelah sekian belas tahun kita terpisah oleh keadaan yang tak kita sadari telah menorehkan cerita yang begitu dramatis untuk di tulis dalam karya roman picisan. Aku terdiam, menghela nafas dalam, dan kesunyian menghempaskan ingatanku 18 tahun silam. Aku begitu muda dan tak tahu bahwa skenario ceritaku sedang dimulai.