Begitu banyak masyarakat marginal yang lebih memilih untuk menjadi buruh migran (BM) atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI).  Kondisi ini terjadi karena  lapangan kerja yang begitu susah didapatkan di negaranya sendiri. Pemerintah belum mampu menyiapkan lapangan kerja yang memadai, sementara persoalan ekonomi begitu mendesak.  Kebutuhan keluarga semakin hari semakin bertambah, dan biaya hidup semakin meningkat karena harga bahan pangan yang melonjak. Akibatnya,  masyarakat tak punya pilihan lain kecuali menjadi buruh migran.