Selama 32 tahun berkuasa, orba tampil menjadi rezim otoriter. suara kritis di redam dengan teror dan kekerasan. wakil rakyat di tundukkan dengan membangun budaya patronase. konsep harmoni di tanamkan demi kepentingan status quo segalanya harus seragam dan selaras dengan selera penguasa. indoktrinasi , memalsukan realitas dan mengeruhkan pikiran rakyat di tempuh sebagai jalan. rakyat di produk untuk melakukan reaksi adaptif terhjadap sistem kekuasaan yang menindas. logika kepatuhan di ciptakan lewat politik perizinan, UU subversi, cekal, dan pencabutan SIUUP. lalu terjadilah pembusukan dalam tubuh etika hukum, birokrasi, politik, sosial dan budaya. korupsi, kolusi dan nepotisme telah menjadi bagian dari kekuasaan. keadilan di perjual belikan hukum di tempatkan sebagai ajang permainan bahasa. anehnya selama tiga dasarwasa rakyat di tindas oleh sekelompok kecil kaum istana yang di pimpin penguasa orde baru dengan penguasa jendral soeharto. ini bisa di buktikan dengan kebijakannya mengangkat anggota kabinet pembangunan ke tujuh ketika masyarakat mendesak di berantasnya korupsi, ia justru memilih orang-orang yang terbelit skandal KKN seperti mohammad bob hasan orang kepercayaan bisnisnya juga mengangkat anak perempuan dan kroni-kroninya untuk menduduki jabatan dalam kabinet. berdirinya rezim orba yang menggantikan soekarno, sejak semula lebih merupakan agen kepentingan kapitalis internasional di bawah komando AS.