Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

semangat itu muncul dari 2 orang (oh salah) 3 orang bocah jalanan sore itu

7 Agustus 2010   15:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:14 88 0
Saat itu waktu menunjukan pukul 3 lewat 48 menit di Jum’at sore. Disebuah bis berpenumpang 50 orang. Saya bersama seorang sahabat saya yang sedang asik berfacebookria dengan handphonenya itu duduk menunggu bis sampai di tempat tujuan selepas bekerja. Sahabat lama kelahiran Jakarta (betawi) itu sibuk memijat keypad handphonenya dengan tangannya yang memiliki setitik tanda lahir dijempol kirinya. hhehe. Cukup jenuh saat itu. Menunggu bis sampai tujuan diselingi sedikit percakapan bersama sahabat di samping saya. Saat bis sampai disuatu lampu merah tiba-tiba masuk dua orang anak kecil berpakaian lusuh dengan muka pucatnya. Salah satu dari mereka memakai jilbab putih penuh debu, baju sekolah dan celana pendek berdiri tepat di depan. Tanpa aba-aba yang jelas kedua orang anak kecil itu bernyanyi seadanya diiringi sebuah alat musik yang mereka kreasikan sendiri. Beberapa buah tutup botol digepengkan dan dipaku pada sebuah batang kayu kecil lalu yang satu lagi dibuat dari sebuah tempat minuman yang diisi beras dalamnya lalu ditutup menggunakan plastik. Ya, alat musik khas anak jalanan. “ Assalamualaikum” “Tak mampu aku menahan sakit hatiku niatmu kau madu beribu cara telah ku coba tapi apa daya ku tak kuasa kau menginginkannya… tak bisa jari-jariku terima dua cincin dari hatimu dari cintamu dan tak bisa perasaanku berbagi kasih dengan dirinya dari cintamu” Saya bersama sahabat saya sempat terkejut saat mereka menyanyikan lagu itu. Sepenggal lagu hello. Dua bocah lusuh dengan muka lugu yang terlihat jelas diwajahnya menyanyikan lagu yang artinya pun saya rasa mereka sendiri tidak mengetahuinya. Lalu untuk apa? Hanya sekedar recehan yang ia harapkan dari para penumpang bis disore itu. Setelah selesai mereka bernyanyi salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah plastik dan menyusuri satu per satu bangku penumpang dan berharap ada beberapa penumpang yang terhibur dan memberikan uang recehnya. Setelah selesai menyusuri bangku penumpang tak lama kemudian di pertigaan lampu merah berikutnya 3 orang bocah tadi turun tanpa melihat hasil yang mereka dapat dari mengamen tadi. Masuk ke bis yang berada tepat di depan lalu hilang ditengah kemacetan sore itu. Bayangkan, mereka yang seharusnya dirumah isi PR atau les fisika malah berada dijalanan dengan baju seragam yang masih menempel dibadannya. dengan muka lugu dan alat musiknya itu memasuki bis ke bis sekedar bernyanyi dan mengharapkan recehan. Singkat memang kejadian itu tapi 3 bocah itu berhasil menunjukan semangatnya di depan saya. Semangat yang sudah sangat lama tidak saya saksikan. Lho tunggu.. tunggu.. kenapa jadi 3 bocah?? Coba kita rewind pada saat mereka naik dan bernyanyi dan mencoba membayangkannya lagi. << rewind

“umatnic irad aynirid nagend hisak igabreb uknaasarep asib kat
nadumatnic irad umitah irad nicnic aud amiret ukiraj-irajasib kat
…aynnaknignignem uak
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun