Siapa sangka, gadis berumur 12 tahun, dan dipaksa menikah muda, bahkan menjalani istri yang di poligami, yang bernama Kartini itu menggetarkan dunia. Surat suratnya  di alih bahasakan ke berbagai negara, Belanda, Inggris, Perancis, Spanyol, Cina, Rusia, hingga Arab. Sudah sepantasnya pemerintah atau sastrawan Indonesia memperjuangkan agar Ibu Kartini mendapatkan penghargaan nobel.
KEMBALI KE ARTIKEL