Hal itu dia sampaikan menyikapi penegasan Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani, saat meresmikan Taman Pemuda Soekarno di Kabupaten Ngawi, Jumat (19/1/2024).
Menurut Said Abdullah yang juga Ketua Banggar DPR RI itu, pernyataan Puan Maharani yang mengajak rakyat di republik ini agar tidak melupakan sejarah, dan keberpihakannya kepada wong cilik, harus terus diperjuangkan dan tetap menjadi konsen pemerintah.
"Karena bagi saya itu legacy DPR dan pemerintah. Kita bersama-sama berkepentingan kemiskinan ekstrem nol persen. Saat ini hanya 1,2 persen yang tercapai." kata Said Abdullah.
"Dan itulah yang kami perjuangkan. Itulah nasib wong cilik yang tidak boleh kita lupakan, tidak boleh kita tinggalkan. Hati, rasa, pikiran kita selalu tertuju kepada wong cilik." sambungnya.
PDI Perjuangan, lanjut Said, juga senantiasa mengingatkan Jasmerah, atau jangan sekali-kali melupakan sejarah. "Karena memang akar dari PDI Perjuangan itu adalah wong cilik, kaum sandal jepit, kaum Marhaen." terang dia.
Karena itu, tambah Said, wong cilik itulah yang paling menjadi konsen Puan Maharani. Yakni bagaimana wong cilik ini terus-menerus ditumbuh kembangkan.
"Tingkat kemiskinan tahun demi tahun akan kita tekan sedemikian rupa hingga tingkat kemiskinan kita menurun." tegasnya.
Sementara itu, saat meresmikan Taman Pemuda Soekarno di Jalan Ring Road barat, Ngronggi, Kabupaten Ngawi, Puan mengingatkan pentingnya akan menghargai dan melestarikan sejarah agar generasi penerus tidak melupakan para pendiri bangsanya.
Salah satunya adalah tentang sejarah tokoh proklamator Indonesia, Presiden pertama RI Bung Karno.
"Selama kita tidak bisa menghargai para pendahulu kita, para pahlawan kita, maka bangsa ini akan seperti bangsa yang lupa kacang akan kulitnya." tutur Puan.
Dalam pidatonya Puan menjelaskan sejarah Bung Karno yang juga sangat berpihak kepada wong cilik.
"Ajaran agar selalu berpihak kepada wong cilik, kepada wong cilik, kepada wong cilik. Kenapa wong ciliknya saya sebut tiga kali, karena memang kita harus selalu berpihak kepada wong cilik, rakyatnya Indonesia, masyarakatnya Indonesia." tegas Puan.
Dalam peresmian tersebut, hadir Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Anggota Fraksi PDIP DPR RI Sri Rahayu, dan Johan Budi Sapto Pribowo, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, serta Wabup Dwi Rianto Jatmiko
Hadir juga Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim Sri Untari Bisowarno, dan Wakil Ketua Bidang (Wakabid) Kehormatan DPD Jatim Budi Sulistyono.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengatakan, pembuatan Taman Pemuda Soekarno sebagai bentuk pemberian wadah bagi kalangan muda. Dimana, adanya kawasan itu menjadi ruang silaturahmi, bertukar pikiran generasi muda.
"Kita ingin kohesi sosial pemuda terjalin di Taman Pemuda Soekarno." jelas Bupati Ony.
Pembangunan tahap pertama baru menyelesaikan patung Bung Karno yang mengarahkan telunjuk jari ke arah Gunung Lawu, berikut taman di bagian depan. Arah tunjuk jari Bung Karno, jelas Ony, itu memiliki makna filosofis.
"Gunung Lawu sebagai lambang kekuatan, dan memberi manfaat. Kita ingin menunjukkan, bahwa pemuda bisa menjadi pribadi yang kuat dan senantiasa memberikan manfaat seluas-luasnya." terangnya. (*)