Banyak dinamika sosial yang terjadi selama masa operasional ini, beberapa konflik-konflik sering terjadi antara Newmont dengan lingkungan sekitar-nya akan tetapi semua bisa diatasi dan menemukan titik temu yang memuaskan kedua pihak. Tidak jarang terjadi demo massa dengan berbagai isu diangkat mulai dari lowongan kerja, keberadaan pendatang, pendidikan, lingkungan hidup dan masih banyak isu lainnya. Ini semua terjadi karena fokus mata pencaharian diarahkan ke perusahaan tambang Newmont, yang menggantungkan semua ke tambang yang baru dibuka.
Kondisi perekonomian yang seperti ini menyisakan banyak pertanyaan, bagaimana jika tambang tersebut sudah habis dan tidak berproduksi lagi. Bagaimana jika terjadi sesuatu hal menyebabkan tambang tutup dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lagi muncul. Kehidupan ekonomi yang serba instan ini merupakan hal-hal yang wajar menurut saya karena disaat sedang jaya-jaya-nya maka disitulah kita harus mengeruk banyak keuntungan. Akan tetapi pondasi ekonomi jika hanya mengandalkan pada satu sektor saja akan menjadi rapuh dan kehilangan tempat berpijak. Saat ini itulah yang terjadi dengan kondisi para pekerja dan penduduk di lingkar tambang khususnya di sekitar lingkar tambang newmont, Maluk, Sekongkang, Tongo, Jereweh dan beberapa kota lainnya. Disaat Newmont sedang `galau` cek tulisan teman saya PT Newmont Nusa Tenggara dalam Ketidakpastian untuk Melanjutkan Operasi Tambangekonomi.kompasiana.comPT Newmont Nusa Tenggara dalam Ketidakpastian untuk Melanjutkan Operasi Tambang. Smelter.... , maka seluruh pondasi perekonomian akan ikut galau.
Apa yang bisa kita lakukan ? Yang pertama adalah pasti menyelamatkan diri sendiri dan tentunya keluarga kita. Bagaimana dengan lingkungan kita ? Itulah yang perlu saya sampaikan ke lingkungan diri sendiri, bahwa mulai dari sekarang kita harus memikirkan potensi apa yang bisa digali dari daerah ini selain bertani, nelayan dan pertambangan. Saya sendiri ada beberapa ide akan tetapi perlu melihat lebih teliti lagi potensi-potensi tersebut. Silakan bagi yang mau berkomentar, saya tunggu komen-nya.