Entah karena latah dengan program pemerintah dalam hal penghijauan menggunakan pohon trembesi, atau murni inisiatif developer untuk membuat lingkungan perumahan kami cepat teduh, yang pasti artikel ini saya tulis karena ketidaksetujuan terhadap developer dalam hal menanam Pohon Trembesi di sepanjang jalan perumahan. Mengapa saya tidak setuju?
1. Trembesi merupakan fast growing species (cepat tumbuh besar). Dengan perakaran dangkal sehingga menjalar kemana-mana dan bisa merusak pondasi bangunan bahkan mengangkat badan jalan. Penanaman Trembesi yang relatif dekat dengan sisi rumah kita jadi sangat berpotensi untuk merusak pondasi rumah.
Penanaman pohon Trembesi saat ini ternyata tidak hanya menjadi tren di lingkungan perumahan melainkan mulai dari jalan nasional, jalan provinsi, sampai dengan jalan kabupaten pun terlihat banyak ditanami Trembesi. Bahkan sebuah perusahaan rokok nasional dengan bangga menanam trembesi sepanjang puluhan kilometer di beberapa ruas jalur pantura sebagai bagian program CSR-nya.
Mereka sadar nggak ya, kalau akar trembesi itu sangat kuat untuk mengangkat untuk mengangkat badan jalan aspal bahkan jalan beton sekalipun? Memang sih, kalau untuk mendapatkan keteduhan dalam waktu relatif singkat 3-5 tahun, Trembesi sudah pasti juaranya, tapi apa nggak sayang tuh biaya pemeliharaan jalannya membengkak. Selain itu perawatan pohonnya dalam hal ini frekuensi pemangkasan dahan pohon akan lebih banyak karena cepatnya pertumbuhan pohon ini sehingga biaya pemeliharaan pohonnya pun relatif besar.
2. Trembesi adalah pohon yang rakus air tanah. Trembesi memang kuat dalam menyerap air hujan ataupun air tanah, bukan disimpan sebagai cadangan air tanah namun untuk memenuhi kebutuhan pohonnya sendiri dengan tajuk lebarnya yang praktis membutuhkan banyak air tanah untuk pertumbuhan dari proses fotosintesis.
Untuk perumahan-perumahan yang belum terlayani jaringan pipa PDAM tentu banyak yang mengkonsumsi air tanah dangkal dari sumur bor sehingga keberadaan Trembesi berpotensi untuk mengancam keberadaan sumber air tanah dangkal. Memang soal trembesi rakus air ini masih menimbulkan pro dan kontra, dan saya termasuk yang kontra (Baca: Pro dan Kontra Trembesi, Kompas.com 2010).