Di persidangan Internasional, dirinya selalu koar-koar bahwa tingkat masyarakat bangsanya sudah luar biasa, bahkan saat sebuah institusi keuangan dunia mulai keok lantaran duitnya habis, dengan menepuk dada di preisiden langsung memberi garansi untuk pinjaman modal yang sangat fantastis.
Ketika ditanya mengapa berani memberikan pinjaman, si preisiden langsung berbicara panjang lebar dan selalu ditutup dengan kata : Kekayaan Bangsa dan Negeri kami tidak akan habis dimakan tujuh turunan.
Karena di setiap event dan forum, si Preisiden selalu menutup retorika dan pidatonya dg kata : Kekayaan yang tak habis untuk tujuh turunan, awak media pun mulai merasa ada yang perlu dipertegas dari semua statementnya.
Maka dalam sebuah konferensi pers usai pidato di Markas Besar BBB, seorang wartawan pok ame-ame bertanya,
"Eh, I'm sorry Mr. presedin. Andha menyebhut bhahwa negharha Andha kayha rrayya dhan shelhalhu menhuthyupnya dhengan khatta thak habhish thujhuh thurunan. Tapi mengapha rhakyath neghara andha mashih bhanyak yhang misykhin?
Mendapat pertanyaan ini, si preisiden sempat tercenung dan diam beberapa saat, sebelum akhirnya dengan mantab dan percaya diri seraya senyum simpul dia menjawab,
"eh, mr, rooth. negara kami memang kaya raya dimana kekayaan itu tidak akan habis dimakan tujuh turunan. Tapi mengapa rakyat negeri kami banyak yang miskin dan sengsara, sebetulnya itu masalah nasib saja. Ya, karena kami semua adalah keturunan yang ke-8!"
Wartawan : "WHAT!....