Pragmatisme mahasiswa mempunyai rasa tersendiri, beda fakultas maka beda rasanya, beda universitas apalagi. praktik pembelajaran mahasiswa dikampus seyogyanya harus benar, dan sesuai dengan rasa toleransi mahasiwa yang lain. mengingat mahasiswa adalah bekal murni, atau bibit pemimpin di masa depan, maka pendekatan yang harus dilakukan adalah pendekatan akademis dan bukan pendekatan politis. karena dikhawatirkan pemikiran yang menyimpang dan cenderung memihak akan menjiwai setiap pemahaman mahasiswa. mungkin hal ini juga yang menjadi landasan mengapa politik praktis parpol dilarang masuk dalam ruang lingkup universitas.