Misalnya, penggunaan media sosial sebagai wadah untuk berinteraksi secara maya tanpa batasan jarak dan waktu.
Berkirim kabar, bertukar informasi berekspresi, atau hanya sekedar menjadi penikmat konten milik orang lain saja semua bisa dilakukan.
Adapun media sosial tersebut yang sering digunakan antara lain: Instagram, Facebook, Twitter, Tiktok, Youtube, WhatsApp dan sebagainya.
Tapi, terkadang sebagai pengguna media sosial, sering kita jumpai masih banyak orang yang belum menggunakan media sosial dengan bijak.
Karena, globalisasi yang kian meningkat, interaksi yang terjadi bukan sebatas wilayah nasional melainkan global, artinya masyarakat dunia saling terhubung dan mengetahui satu sama lain.
Belum lagi, paham-paham yang datang dari luar jika tidak di saring akan membahayakan bangsa Indonesia dan merusak moral bangsa.
Apalagi media sosial saat ini. Mengirim foto, video, atau teks, sekarnag ini yang bermunculan cukup meresesahkan dan bahkan mengundang perselisihan di tengah masyarakat.
Postingan-postingan tersebut biasanya mengandung unsur-unsur yang bertentangan dengan undang-undang seperti Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Misalnya, ada konten yang berisikan hoax (berita bohong), menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan), ujaran kebencian, pencemaran nama baik, dan saling menuduh tanpa adanya bukti (fitnah) sering terjadi.
Apalagi kita mengetahui bahwa Indonesia adalah negara yang besar, terbentang dari Sabang sampai Merauke, terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, budaya, agama, ras, dan golongan.
Keanekaragaman ini menjadi karakter murni bangsa dan negara Indonesia yang tak tertandingi negara lain di dunia. Karena, kita punya rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Namun, akan lemah jika kita tidak membentengi diri dengan pengetahuan dan pemahaman akan karakter bangsa.
Karena, karakter merupakan hal sangat penting dan menjadi dasar dalam berbangsa dan bernegara. Hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa.
Untuk itu, dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan. Diadakanlah kegiatan sosialisasi empat pilar MPR RI yang mempunyai tujuan di antaranya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.
Dengan semangat "The Power of Bhineka Tunggal Ika" dengan bijak dalam bermedia sosial dalam mewujudkan karakter bangsa.
Saya yang berkesempatan mengikuti kegiatan tersebut bersama teman-teman pegiat media sosial (netizen), yang saat itu dilaksanakan di Crowne Plaza Hotel Bandung, 18 September 2021 sungguh mengesankan.
Bagaimana kita bisa mendapatkan materi mengenai 4 Pilar MPR RI, dan diskusi tentang media sosial sebagai wadah untuk mewujudkan karakter bangsa.
Peran Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai lembaga negara sekaligus sebagai rumah kebangsaan bersama masyarakat yang aktif sebagai penguna media sosial dapat menyebarluaskan semangat kebangsaan ini.
Sebagai pegiat media sosial, hal ini menjadi masukan tersendiri untuk kreatif dalam membuat konten di media sosial terutama dalam mensosialisasikan 4 Pilar MPR RI dan bijak dalam bermedia sosial kepada masyarakat.
Agar masyarakat memahami serta menerapkan nilai-nilai luhur bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih dari itu, rasa persatuan dan kesatuan harus tetap terjaga, khususnya bagi para generasi bangsa dan menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat, negara yang maju, dan sejahtera.
